Sidang Ferdy Sambo

Reza Khawatir Hasil Pemeriksaan Psikologi Forensik Brigadir Yosua Tidak Valid

Hasil pemeriksaan psikologi forensik terhadap Brigadir Yosua yang dilakukan apsifor, menghadirkan kepribadian berbeda pihak keluarga dan para ajudan

Penulis: Suang Sitanggang | Editor: Suang Sitanggang
CAPTURE KOMPASTV/KOLASE TRIBUNJAMBI
Reza Indragiri (kiri) dan Sarmauli Simangunsong (kanan) 

TRIBUNJAMBI.COM - Dokumen hasil pemeriksaan psikologi forensik terhadap Brigadir Yosua Hutabarat diberi Nomor 056/E/HPPF/APSIFOR/IX/2022.

Adapun lembaga yang turun melakukan analisis ini adalah Apsifor (Asosiasi Psikologi Forensik Indonesia).

Berdasarkan nomor surat, hasil pemeriksaan oleh Apsifor ini dikeluarkan pada bulan September tahun 2022.

Pada laporan ini, yang telah dimasukkan dalam berkas perkara, dua wajah Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat yang ditampilkan.

Pihak keluarga di Provinsi Jambi menghadirkan keterangan tentang potret Yosua yang positif.

Sementara dari informan yang berasal dari ART dan ajudan Ferdy Sambo, semua memberikan potret negatif tentang anak dari Samuel dan Rosti itu.

Menanggapi analisa ini, Pakar Psikologi Forensik Reza Indragiri Amriel mengatakan, dirinya khawatir yang ada di dalam dokumen itu memuat informasi yang tidak valid.

Alasannya, ada dugaan informasi yang disampaikan oleh informan tidak valid, seperti keterangan dari Susi, yang juga ada di dokumen itu.

"Sejak pertama kali saksi Susi diperiksa majelis hakim, sudah dinilai Susi ini tidak kredibel, keterangannya penuh settingan, dengan kata lain ini saksi dengan keterangan yang tidak valid," ujarnya.

Dia menyebut, ada kemungkinan informasi di dalam dokumen itu yang bias, sehingga pihak keluarga hanya sampaikan yang positif, dan orang dekat Ferdy Sambo hanya memberi gambaran negatif.

Baca juga: Rasamala Aritonang Mencecar Rommer Soal Brigadir Yosua ke Holywings, Hakim Ingatkan Fokus Dakwaan

"Mereka seperti sedang merekapitulasi sisi-sisi tertentu saja, mengesampingkan sisi yang lain," jelasnya.

Pada konteksi analisa psikologi forensi, kata dia, harusnya sisi yang bias itu harus disaring atau tidak masuk dalam hasil analisa.

"Kita harus sepakat, sebaik-baiknya orang, pasti ada sisi negatifnya. Demikian sebaliknya, bahwa seburuk-buruknya orang, pasti ada sisi positifnya," ungkapnya.

Selanjutnya: Sarmauli Simangunsong Jelaskan Alasan Mengulik Sisi Lain Yosua

Halaman
123
Sumber: Tribun Jambi
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    berita POPULER

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved