BI Bangun Rumah Produksi Nanas di Tangkit, Bagian Program Inklusi Keuangan, dan Penguatan UMKM
KUBE Mega Buana adalah satu dari delapan project yang menunjukkan peningkatan dalam konteks penjualan maupun inklusi keuangan.
Penulis: Rara Khushshoh Azzahro | Editor: Rahimin
TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi menggelar Program Sosial Bank Indonesia (PSBI) peletakan batu pertama rumah produksi nanas kelompok usaha bersama Mega Buana, Desa Tangkit Baru, Kabupaten Muaro Jambi, Provinsi Jambi.
PSBI ini sebelumnya telah diserahkan secara resmi oleh Anggota Dewan Gubernur Bank Indonesia, Dody Budi Waluyo pada tanggal 10 September 2022 lalu.
Peletakan batu pertama untuk pembangunan Rumah Produksi Nanas dilakukan oleh Elsya MS Chani, Direktur Departemen Pengembangan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dan Keuangan Inklusif Bank Indonesia.
Elsya MS Chani didampingi oleh Eva Ariesty, Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi, perwakilan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Jambi, ASDA 2 Muaro Jambi, Kepala Desa, seluruh anggota Kelompok Usaha Bersama (KUBE) Mega Buana, dan beberapa tamu kehormatan lainnya.
Elsya MS Chani, Direktur Departemen Pengembangan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dan Keuangan Inklusif Bank Indonesia menyampaikan. KUBE Mega Buana merupakan salah satu dari delapan pilot project yang dilakukan BI untuk pemberdayaan ekonomi dalam kaitan inklusi keuangan.
Baca juga: Bank Indonesia dan TPID Provinsi Jambi Gelar Pencanangan GNPIP
KUBE Mega Buana adalah satu dari delapan project yang menunjukkan peningkatan dalam konteks penjualan maupun inklusi keuangan.
Takaran peningkatan usaha tersebut dapat dilihat baik dari produksi, pemasaran, omset, dan inklusi keuangannya. Sehingga BI merasa perlu memfasilitasi kembali supaya KUBE Mega Buana lebih meningkatkan produktivitasnya dengan membangun Rumah Produksi Nanas.
"Keberadaan Rumah Produksi Nanas ini nantinya juga akan mempermudah peningkatan kapasitas anggota kelompok usaha," ucapnya.
"Dari Kementerian, atau lembaga lain yang sudah berkontribusi bersama memperkuat KUBE akan menjadi lebih mudah karena sudah ada tempat untuk melakukan pelatihan, bantuan dan lainnya," lanjutnya.
Dijelaskan Elsya MS Chani, KUBE Mega Buana merupakan suatu lanjutan dari pembinaan yang dilakukan BI terkait dengan meningkatkan inklusi keuangan, serta mendorong penguatan UMKM.
Kegiatan inklusi keuangan ini dimulai dari kelompok UMKM yang dibina BI guna meningkatkan kapasitasnya dalam menghasilkan produk-produk sesuai keahliannya.
Baca juga: Bank Indonesia Sosialisasi Penggunaan QRIS, Transaksi Jadi Lebih Mudah
Kelompok usaha bersama ini juga diajarkan mengenai literasi keuangan, pentingnya mengelola uang, dan pentingnya memiliki rekening.
"BI juga telah melakukan pendampingan dan pelatihan yang berkaitan dengan strategi mengolah nanas, mengelola keuangan yang sehat, pembuatan arus kas usaha kelompok, pelatihan disiplin menabung dan bijak berhutang," jelasnya.
Tentu saja, saat ini kelompok telah memiliki QRIS sebagai alat pembayaran terkini untuk menambah alternatif cara pembayaran.
Ketika pemasukan dan perputaran keuangan mereka bagus, maka rekening bank mereka akan mencatat riwayat yang baik di sistem. Sehingga sewaktu-waktu pengembangan usaha melalui pinjaman bank akan dilakukan, masyarakat akan lebih mudah melalui prosesnya.
Selain itu, Eva Ariesty, Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi juga mengatakan Bank Indonesia melakukan pendampingan pada kelompok subsistem KUBE Mega Buana di Desa Tangkit Baru, Kabupaten Muaro Jambi sudah dimulai sejak 2021.
Walaupun kelompok tersebut dibina melalui program Subsistence, namun saat ini kapasitas kelompok telah mencapai tingkat UMKM Digital dalam pengembangan UMKM Bank Indonesia (urutan pengembangan mulai dari UMKM Subsistence – potensial – sukses – digital – go export).
Awal mula terbentuknya KUBE Mega Buana baru beranggotakan 25 orang. Tetapi kini anggotanya telah bertambah hingga 30 orang.
Baca juga: Bank Indonesia Jadikan Desa Tangkit Baru Kawasan Percontohan
Tidak hanya sebatas itu, varian produk yang dihasilkan dari nanas juga sangat bervariasi. Di bawah bimbingan BI, KUBE Mega Buana saat ini berhasil mengembangkan 21 jenis varian produk turunan nanas yang dapat dihasilkan.
"Pencapaian ini tentu berkat semangat yang kuat dari ibu-ibu anggota KUBE, dan difasilitasi berbagai pelatihan yang intensif dari Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jambi," katanya.
Pelatihan-pelatihan yang sudah diberikan BI yakni pengolahan buah nanas menggunakan teknologi pengawetan dan pengemasan, pelatihan pengelolaan keuangan, pelatihan kelembagaan, pembukaan rekening tabungan dan rekening usaha, business matching pemasaran produk.
"Kami merasa tidak sia-sia, dan merasa tidak salah pilih memberikan bantuan ini. Kami senang bisa berkenalan, dan menjadi bagian dari KUBE Mega Buana yang penuh semangat serta bisa menularkan semangatnya," jelasnya.
Bank Indonesia melihat ada potensi yang terdapat di Desa Tangkit Baru, maka dari itu mereka memberikan upaya mendukung perkembangan KUBE Mega Buana melalui bantuan Rumah Produksi Nanas untuk pengolahan nanas.
Ia menceritakan, dahulu sebelum terbentuknya KUBE Mega Buana yang dibina oleh BI, 50 buah nanas yang dihasilkan dari petani kurang lebih hanya bernilai Rp100 ribu.
Tetapi setelah adanya pelatihan-pelatihan, dan keilmuan didapatkan KUBE Mega Buana, penghasilan dari produk turunan dengan jumlah nanas yang sama dapat bernilai hingga Rp2 juta.
Adapun Andi Baharul Alam, Kepala Desa Tangkit Baru berterima kasih terhadap bantuan Bank Indonesia yang telah membina KUBE Mega Buana dari awal hingga saat ini.
"Kami merasa banyak perubahan yang KUBE Mega Buana rasakan. Bahkan Bank Indonesia dengan sabarnya memberikan bimbingan dengan masyarakat kami yaitu KUBE Mega Buana untuk dapat berkembang," jelasnya.
Terlebih BI sejauh ini telah berkontribusi banyak mendukung semangat para anggota kelompok yang masih ingin maju, dan terus menggali potensi yang ada.
Baca juga: Kendalikan Inflasi di Jambi, Bank Indonesia Bagikan Bibit Cabai
Bukti dari dukungan BI bagi KUBE Mega Buana yaitu adalah awal mulanya masyarakat banyak yang tidak tahu memanfaatkan bagian-bagian nanas untuk jadi penghasilan. Mereka hanya mengetahui dagingnya yang dapat dikonsumsi.
Namun setelah BI memberikan pendampingan, nyaris tidak ada bagian nanas yang tersisa, semua bisa dimanfaatkan.
"Kalau dahulu pikiran kita hanya sebatas nanasnya saja. Sekarang semua bahkan jadi bisa dibuat produk turunan yang bisa menghasilkan uang," pungkasnya.
Baca berita terbaru Tribunjambi.com di Google News
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jambi/foto/bank/originals/Bank-Indonesia-PSBI.jpg)