Khazanah Islami

Bacaan Doa Iftitah disertai Penjelasan Ustaz Abdul Somad terkait Hukum Membacanya dalam Sholat

Simak penjelasan Abdul Somad terkait bacaan doa iftitah yang dibaca setelah takbiratul ihram dalam Sholat Fardhu maupun Sholat Sunnah.

Penulis: Heri Prihartono | Editor: Heri Prihartono
ISTIMEWA
Anjuran membaca doa iftitah dalam sholat 

TRIBUNJAMBI,COM - Simak penjelasan Abdul Somad terkait bacaan doa iftitah yang dibaca setelah takbiratul ihram dalam Sholat Fardhu maupun Sholat Sunnah.

Dikutip dari Ustaz Abdul Somad dalam 77 Tanya Jawab Seputar Shalat mengatakan, menurut mazhab Maliki, makruh hukumnya membaca doa iftitah.

Orang yang melaksanakan shalat langsung bertakbir dan membaca al-Fatihah, berdasarkan riwayat Anas bin Malik, ia berkata:

“Rasulullah Saw, Abu Bakar dan Umar mengawali shalat dengan Alhamdulillahi Rabbil’alamin”. (HR. al-Bukhari dan Muslim).

Namun berdasarkan jumhur ulama, membaca doa iftitah setelah Takbiratul-Ihram pada rakaat pertama hukumnya Sunnah.

"Jadi hukumnya Sunnat baik pada Sholat fardhu maupun Sholat Sunnat," kata Ustaz Abdul Somad dalam satu ceramahnya.

Ustadz Abdul Somad mengatakan, bentuk doa Iftitah ini jumlahnya banyak.

"Membaca Fatihah saja sah. Cuman ibarat makan ya nasi ama kecap doang," kata UAS.

"Tentu kita maunya full, ada sayurnya, ada cuci mulutnya, ada semuanya lengkap," lanjut Ustaz Abdul Somad.

Berikut bacaan doa iftitah  latin, arab dan artinya yang dikutip dari buku Risalah Tuntunan Shalat Lengkap Kementrian Agama. : 
1. Doa Iftitah

Bacaan Latin:

Allahu Akbar Kabiiraa Wal hamdu Lillahi Katsiiraa wa Subhaanallahi bukratan wa-Ashiila. Inni wajjahtu wajhiya lilladzi fatharassamaawati wal ardha haniifan wa maa ana min al-musyrikin. Inna Shalaati wa Nusukii wa Mahyaaya wa Mamaati lillahi rabbi al-‘aalamin. Laa Syariika Lahu wa bidzaalika umirtu wa anaa minal-muslimiin.

Artinya :

"Allah Maha Besar lagi sempurna Kebesaran-Nya, segala puji bagi-Nya dan Maha Suci Allah sepanjang pagi dan sore. Kuhadapkan muka hatiku kepada Dzat yang menciptakan langit dan bumi dengan keadaan lurus dan menyerahkan diri dan aku bukanlah dari golongan kaum musyrikin. Sesungguhnya shalatku ibadahku, hidupku dan matiku semata hanya untuk Allah, Tuhan Semesta alam. Tidak ada sekutu bagi-Nya dan dengan aku diperintahkan untuk tidak menyekutukan bagi-Nya. Dan aku dari golongan orang muslimin."

Halaman
12
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved