Hukum Merayakan Maulid Nabi? Begini Penjelasan Ustaz Abdul Somad

"Ada seorang laki-laki namanya Abu Lahab, Abu Lahab punya seorang budak namaya Suwaibah yang ditugaska menjaga adik iparnya, Aminah," kata UAS.

Aminah melahirkan Muhammad  pada 12 Rabiull Awal, hari Senin.

Suwaibah lalu memberi kabar itu  pada Abu Lahab.

Abu Lahab  bahagia  karena adiknya yang meninggal sudah digantikkan dengan keponakannya.

 Abu Lahab membebaskan seorang budak bernama Suwaibah, sejak kelahiran Nabi Muhammad SAW tersebut.

Kumpulan Sholawat dan doa utama peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW agar dapat syafaat (via 123RF.com)
Hari itu merupakan  sedekah terbesar Abu Lahab sehingga dosa yang dilakukannya semasa hidup diringankan tiap hari Senin.

Kisah Abu Lahab tersebut termaktub pada Kitab Navadim Zajip Antusoha yang ditulis oleh Sayid Muhammad Bin Alwi Bin Abbas Al Hasani Al Maliqi, ulama besar Mekkah Al Mukaromah.

"Buka kitabnya, sudah diterjemahkan ke bahasa Indonesia," kata Ustaz Abdul Somad.

Dia menjelaskan  jika ada orang yang tidak pernah Sholat namun merayakan Maulid Nabi, maka akan diringankan dosanya pada hari Senin.

Sehingga dia menyimpulkan bahwa merayakan Maulid Nabi adalah satu di antara amal sholeh, asal tidak ada niat macam-macam dan hanya mengaggungkan Nabi Muhammad SAW.

 Syeh Yusuf Al Qordhawi menceritakan  sahabat nabi tidak merayakan Maulid Nabi lantaran mereka hidup bersama Nabi, makan bersama Nabi, salat dengan Nabi, dan menengok Nabi.

Setelah Nabi Muhammad SAW wafat, pada masa Tabiin tidak ada orang yang mengenang hari lahir Nabi, hingga suatu saat seorang sahabat Nabi membawa anak mereka di atas bukit Uhud.

Di Bukit Uhud,  sahabat Nabi tersebut mengenalkan Nabi Muhammad SAW.

(Tribunjambi.com/TribunTimur)

Baca juga: Ucapan Maulid Nabi Muhammad 1444 Hijriah, Cocok Dibagikan di Media Sosial

Baca juga: Diperingati 12 Rabiul Awal, Ini Sejarah Maulid Nabi Muhammad SAW

Baca juga: Update Kasus Hoaks Bahar bin Smith, Sebut Rizieq Shihab Ditangkap Karena Gelar Maulid Nabi