Brigadir Yosua Tewas Ditembak
Kasus Kematian Brigadir J, DPD Pemuda Batak Bersatu Jambi Dorong Transparansi dan Keadilan
Ketua Pemuda Batak Bersatu (PBB Jambi), Wintondes Pardede, mengatakan pihaknya hingga kini terus melakukan pemantauan kasus Brigadir Brigadir J.
Penulis: Aryo Tondang | Editor: Suang Sitanggang
TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Ketua DPD Pemuda Batak Bersatu Jambi (PBB), Wintondes Pardede, mengatakan pihaknya hingga kini terus melakukan pemantauan kasus Brigadir Brigadir J.
Dia menyebut, pihaknya mendorong supaya tidak ada yang ditutup-tutupi dalam kasus pembunuhan Brigadir Yosua Hutabarat itu.
"Kami terus mengawal, dan mendorong agar kepolisian membukanya secara terang benderang, seperti juga perintah Bapak Presiden Jokowi," kata Wintondes Pardede.
Ketua DPD PBB Jambi itu bilang, itu sudah menjadi sikap resmi dari organisasi yang secara nasional punya anggota sekitar 10 ribu orang.
Pardede menyampaikan hal tersebut pada acara refleksi Kasus Kematian Brigadir Yosua, Jumat (23/9/2022) malam.
Acara ini merupakan kegiatan kolaborasi Serli Napitu Production, GMKI Jambi, PMKRI Jambi, Gamki Muarojambi, Pemuda Batak Bersatu, dan Tribun Jambi sebagai Media Partner.
Dia mengajak semua elemen masyarakat bisa terus sama-sama mendorong transparansi penuntasan kasus ini.
Bila kasus ini tidak diselesaikan hingga tuntas, ucapnya, maka ada potensi akan terjadi lagi peristiwa serupa di masa yang akan datang.
"Tanpa memandang suku, agama, ras, dan golongan, kita harus bersama-sama untuk mendorong hadir keadilan," ujar Pardede dalam refleksinya.
Roy Situmorang, dari PBB PAC Bahar Tengah juga menyebut bahwa mereka tetap memantau perjalanan kasusnya.
"Kita mau kebenaran ditengakkan di bangsa ini," ungkap pria yang juga berprofesi sebagai Pendeta itu.
Saat Menerima Berita Duka
Samuel Hutabarat, ayah dari Brigadir Yosua Hutabarat alias Brigadir J, mengisahkan detik-detik mendapat kabar duka kematian anaknya.
Dia menyebut, saat itu sedang berada di Padang Sidimpuan, Sumatera Utara, setelah sebelumnya dari Balige.

Keluarga Samuel Hutabarat melakukan perjalanan ke Balige untuk ziarah ke makam mertuanya.
Sementara Padang Sidimpuan merupakan kampung ibu dari Samuel Hutabarat.
"Pada 8 Juli itu, tiba kami di Padang Sidimpuan sekitar pukul 19.30. Kami sedang ramah tamah dengan keluarga," ungkapnya.
Baru dua jam saling berbagi kebahagiaan di rumah itu, tiba-tiba datang berita duka.
Baca juga: Ibunda Brigadir Yosua Terisak Ceritakan Masa Lalu Almarhum: Dia Anak Penurut
"Sekitar Pukul 21.30 WIB, Yuni (kakak Brigadir J) mendapat telepon, disebut Yosua meninggal dunia," ungkap Samuel Hutabarat, di pada acara yang sama.
Samuel mengatakan, sangat keget mendapatkan kabar itu, yang tak pernah mereka bayangkan.
Apalagi Yosua sebelumnya sepengetahuan mereka sehat walafiat.
Keluarga masih berkomunikasi dengan Brigadir J hingga beberapa jam sebelum dinyatakan tewas.
"Rasanya kami pada saat itu kayak bermimpi," ujar Samuel pada acara yang digelar di Warkop Bunga Robusta, di kawasan Mayang Ujung, Kota Jambi itu.
Setelah mendapatkan berita duka itu, keluarga pun bergegas pulang ke Jambi.
Mereka langsung berangkat dari Padang Sidimpuan tengah malam menuju Sungai Bahar, Jambi.
Saat di perjalanan, mereka mendapatkan informasi penyebab Brigadir Yosua meninggal dunia.
"Kami di jalan dapat informasi anak kita Yosua meninggal kena tembak. Itu pertama," ungkapnya.
Setelah melakukan perjalanan yang cukup panjang itu, pada 9 Juli 2022 sekitar pukul 22.30, keluarga Samuel Hutabarat tiba di Sungai Bahar.
Baca juga: PROFIL dan Biodata Brigadir Yosua Hutabarat, Polisi yang Meninggal Di Rumah Kadiv Propam
Di sana, mereka sudah menemukan anaknya dalam peti jenazah yang dalam kondisi tertutup rapi.
Mereka meminta agar peti dibuka, tapi dilarang oleh yang mengantarkan.
Setelah negosiasi sekitar satu jam, akhirnya pada malam itu dibolehkan membuka peti jenazah.
"Akhirnya yang mengantar itu mengalah, boleh dibuka," ujarnya.
Selanjutnya Samuel meminta agar diceritakan jelas kronologi yang membuat Brigadir Yosua meninggal.
"Saya minta diceritakan, apa sebenarnya kronologi kematian anak kami Yosua," ucapnya.
Anggota Polri yang mengantar jenazah itu dari Jakarta ke Jambi menyampaikan cerita singkat.
"Yosua katanya di rumah komandannya Pak Ferdy Sambo tembak menembak."
Selanjutnya, pihak yang mengantar itu memberi tahu Yosua masuk ke kamar Putri Candrawathi.
"Menurut mereka saat itu, masuk ke kamar di rumah Duren Tiga untuk berbuat pelecehan," kata Samuel mengisahkan kronologi dari pihak pengantar.
Selanjutnya Putri Candrawathi berteriak, lalu Yosua keluar dari kamar itu. Di saat bersamaan Bharada E turun, hingga terjadi tembak menembak.
Kisah yang disampaikan pihak pengantar ini sama dengan yang sebelumnya disampaikan kepolisian di Jakarta. Belakangan terungkap kisah itu adalah rekayasa yang dilakukan Ferdy Sambo.
Baca juga: Sering Mimpi, Vera Simanjuntak Ziarah Ke Makam Brigadir Yosua
Baca juga: Inilah Sosok Paling Menderita Pada Kasus Pembunuhan Brigadir Yosua Hutabarat