Brigadir Yosua Tewas Ditembak
Inilah Sosok Paling Menderita Pada Kasus Pembunuhan Brigadir Yosua Hutabarat
Menurut Irma, sosok paling menderita akibat pembunuhan ini adalah seorang perempuan, yang bernama Rosti Simanjuntak, ibunda dari Brigadir Yosua.
Penulis: Suang Sitanggang | Editor: Suang Sitanggang
TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Kasus pembunuhan Brigadir Yosua Hutabarat alias Brigadir J memasuki hari ke-73, Minggu (18/9/2022).
Lima orang ditetapkan sebagai tersangka, dan berkas mereka hingga kini belum juga dinyatakan lengkap.
Berkas perkara para tersangka masih dalam proses penelitian oleh jaksa penuntut umum.
Penanganan kasus ini cukup berbelit, semua dimulai dari rekayasa tersangka Irjen Ferdy Sambo.
Irma Hutabarat, Ketua Komunitas Civil Society Indonesia, kasus dugaan pembunuhan berencana pada Brigadir Yosua ini membuat seorang perempuan menjadi sangat menderita.
Menurut Irma, sosok paling menderita akibat pembunuhan ini adalah seorang perempuan, yang bernama Rosti Simanjuntak, ibunda dari Brigadir Yosua.
"Dia sudah kehilangan anak karena dibunuh, tapi masih juga menyisakan label pelaku tindak pelecehan pada anaknya yang sudah tidak bisa membela diri itu," kata Irma Hutabarat pada dialog di Kantor Tribun Jambi, Senin (12/9/2022) sore.
Menurutnya, label pelaku pelecehan yang dicap pada Brigadir J sejak kasus ini bergulir, merupakan pukulan besar bagi keluarga.
Baca juga: Irma Hutabarat Sesalkan Negara Lupa Ibu Brigadir Yosua Sangat Menderita
"Saya juga seorang ibu, saya bisa merasakan betul bagaimana perasaan orangtuanya. Itu label yang sangat menyakitkan. Apalagi kita dengar cerita bahwa Yosua itu orang baik," ucapnya.
Menurutnya, kasus kekerasan seksual yang kembali diungkit beberapa lembaga negara itu, harus diluruskan, sebab merupakan sebuah fitnah keji, apalagi yang disebut sebagai pelaku sudah meninggal dunia.
"Sudah meninggal, tapi masih juga dikatakan pelaku pelecehan. Itu fitnah keji. Orang yang mereka tuduh tidak bisa membela diri," ucapnya.
Irma Hutabarat pun menyarankan agar segera dilakukan pemulihan nama baik Brigadi Yosua Hutabarat, jangan ada label negatif itu.
"Pada konteks kasus ini, orang melupakan bagaimana keluarga Yosua, betapa sakitnya yang mereka rasakan. Ada yang sibuk beri dukungan untuk Bu Putri, lupa ada perempuan yang paling tersakiti, yaitu ibu Yosua," tuturnya.
Martin Lukas Simanjuntak, kuasa hukum dari Keluarga Brigadir Yosua, menyebut harusnya keterangan soal pelecehan sudah saatnya dihapus dari kasus ini.
