Berita Pendidikan

Peran Rempah di Dunia Kesehatan hingga Peluang untuk Mencapai Kestabilan Perekonomian UMKM

Seminar Internasional Dunia Melayu dalam Jaringan Perdagangan Rempah Dunia. Jalur Rempah, Perannya dalam Dunia Kesehatan, dan Peluang di Masa Depan.

Penulis: Rohmayana | Editor: Rohmayana
ist
Seminar Internasional Dunia Melayu dalam Jaringan Perdagangan Rempah Dunia 

Ia juga menambahkan bahwa sejarah perdagangan rempah-rempah antara Cina dan Indonesia sepenuhnya menunjukkan bahwa pertukaran budaya berlangsung dua arah, bukan satu arah.

Prof. Amarjiva Lochan yang membawa materi bertajuk “Malays’ Spice Commodities Trade in Nusantara’s Spice Routes” mengatakan, “Perdagangan rempah juga terjadi di India, tetapi itu bukan hanya persoalan perdagangan saja. Melalui sungai dan bandar-bandar, ada pertemuan budaya, agama, dan lain hal sebagainya.

Hubungan antara India, Tiongkok, tidak hanya sekadar perdagangan saja, tidak seperti perdagangan yang kita bayangkan hari ini. Perdagangan masa lalu memiliki impact yang sangat besar untuk hari ini,” pungkasnya.

Sementara itu, Dr. Pinky Saptandari dari Universitas Airlangga, dalam materi “Rempah untuk Kesehatan dalam Budaya Melayu” mengatakan bahwa rempah merupakan bagian dari kebudayaan, membawa pesan dan cerita tentang kenikmatan, kecantikan, kebugaran, dan kesehatan bagi dunia.

“Rempah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari siklus hidup manusia, mulai dari kelahiran, tumbuh-kembang, dewasa, menikah, melahirkan, hingga kematian,” ujarnya.

Menurut Pinky, rempah yang dibutuhkan dalam kehidupan sehari, tidak hanya menjadi urusan personal, tetapi juga menjadi urusan sosial serta ekonomi.

Pinky mengatakan, rempah turut merawat, memperkuat, dan merayakan keberagaman budaya dalam hal gastronomi, kebugaran dan kesehatan, serta kecantikan dan seksualitas.

“Rempah digunakan sejak lama dari berbagai bentuk, dari bubuk hingga cairan yang bisa ditemukan dalam minuman kebugaran yang berbeda-beda di tiap daerah, misal Saraba, bir pletok, wedang uwuh,” ujarnya.

Rempah kemudian menjadi suatu upaya untuk merawat memori kolektif kita tentang tradisi kuliner dan budaya lokal yang pernah disinggahi.

Diskusi dalam seminar ini juga membawa kita pada pembicaraan tentang Jalur Rempah dan peluangnya bagi masa depan. 

Melalui Jalur Rempah, kita bisa melihat bukan hanya perdagangan rempah saja, tetapi ada pertukaran pengetahuan di sana, ada pula interaksi kultural yang terjadi sehingga membentuk satu jaringan yang sangat kuat masa itu.

“Kemampuan seperti ini tentu menjadi modal bagi kita hari ini melihat bagaimana di masa lalu orang sudah mampu untuk membanun hubungan yang kat satu sama lain, sekarang dengan kemudahan teknologi, transportasi, komunikasi , dst. Harusnya justru semakin kuat,” jelas Hilmar Farid.

Hilmar mengatakan bahwa saat ini salah satu industri yang perkembangannya paling pesat di dunia adalah industri wellness dan industri ini bertolak dari pengetahuan masyarakat tentang lingkungan yang terkait dengan kesehatan.

“Indonesia dalam hal ini adalah gudangnya, industri yang tumbuh pesat ini tentu merupakan peluang bagi Indonesia untuk menempatkan diri secara strategis di dunia,” ujarnya.

Pinky menambahkan jika masyarakat bisa memanfaatkan rempah maka akan mampu meningkatkan perekonomian bangsa melalui UMKM.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jambi
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved