Cegah Sikap Intoleran Sebagai Cikal Radikalisme, FKPT Jambi Lakukan Survei Indeks Resiko Terorisme

Forum Komunikasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Jambi berkomitmen untuk mencegah perkembangan terorisme di Provinsi Jambi.

Penulis: Danang Noprianto | Editor: Teguh Suprayitno
Cegah Sikap Intoleran Sebagai Cikal Radikalisme, FKPT Jambi Lakukan Survei Indeks Resiko Terorisme
ist
Forum Komunikasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Jambi berkomitmen untuk mencegah perkembangan terorisme di Provinsi Jambi.

TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Forum Komunikasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Jambi berkomitmen untuk mencegah perkembangan terorisme di Provinsi Jambi.

FKPT Jambi yang diketuai Asad Isma kini telah melalukan beberapa upaya guna mencegah berkembanganya paham radikal di masyarakat.

Asad Isma menyebut terorisme dan radikalisme itu dasarnya adalah sikap intoleran di masyarakat.

"Kalau kita FKPT itu lebih kepada pencegahan, kita mulai dari bagaimana memandu masyarakat menghindari sikap sikap intoleran," katanya, Rabu (17/8/2022).

Karena tahapan Terorisme itu dimulai dari Intoleransi, Radikalisme baru Terorisme.

"Bayangkan kalau orang intoleran terhadap kehidupan sosial yang heterogen, kalau dibiarkan akan sangat berbahaya," ucapnya.

Baca juga: Terduga Teroris di Sungai Gelam Ditangkap Densus 88, FKPT: Kajiannya Sudah Berbulan-bulan

Untuk itu langkah pertama yang dilakukan FKPT ialah bekerjasama dengan BPNT akan melakukan survei indeks resiko terorisme.

Yang mana telah disipakan 10 enumurator untuk melakukan survei di Kabupaten/Kota, dan kemarin Selasa (16/8/2022) telah dilatih atau Coaching dalam pelaksanaan survei ini.

Sementara itu sampel yang akan diambil ialah Kota Jambi, Tanjabbar, Tanjabtim, Maro Jambi, Tebo, Sungai penuh dan Kerinci. 

Tigas dari 10 enumator tersebjt nantinya untuk melakukan pemetaan informasi kepada tokoh tokoh-tokoh agama di NU, Muhammadiyah, tokoh masyarakat dan ormas.

Baca juga: Asad Isma: Jambi Merupakan Pintu Masuk dan Tempat Berlindung Paham Radikal

"Jadi kita lakukan agar bagaimana paham intoleran paham radikal ini tidak berkembang di masyarakat, dan itu dilakukan serentak di Indonesia," tutupnya.

Baca berita terbaru Tribunjambi.com di Google News

Sumber: Tribun Jambi
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved