Agroeduwisata KTM Geragai Hidup Segan Mati Tak Mau
Dari pantauan Tribun Jambi di agroeduwisata KTM Geragai pada Jumat (12/8) sebagian tanaman buah naga kini hanya tinggal tiang pancang.
Penulis: Rifani Halim | Editor: Deddy Rachmawan
“Selanjutnya penyiapan sarana prasarana pendukung dan terakhir penyediaan informasi layanan publik berbasis media sosial," sambungnya.
Ia bilang saat ini ada 25 orang tenaga kerja untuk mengelola agroeduwisata tersebut. Tapi, sambungnya, peralatan dan keuangan masih kurang atau minim.
Dia menyebutkan, dengan stuktur baru di Dinas Nakertrans saat ini, pihaknya berencana menambah orang-orang untuk mengurus agroeduwisata.
Tenaga tersebut wabilkhusus akan ditempatkan di perkebunan, termasuk bagaimana bisa menambah sarana prasanara penunjang. Lantaran anggaran yang sedikit, ia bilang pihaknya akan melakukan pengajuan anggaran kepada pemerintah pusat.
“Bangunan serta insfratruktur yang ada saat ini masih milik pemerintah pusat, hibahnya belum ada ini, baru mau diambil hibah bangunannya. Kalau sudah diambil hibahnya baru kita bisa lakukan pemeliharaan," sebutnya.
Catatan pemberitaan Tribun yang lalu, kawasan agrowisata di Desa Kotabaru, Kecamatan Geragai ini mirip konsep Taman Mekarsari di Bogor, Jawa Barat. Kawasan ini luasnya mencapai 210 hektare.
Lima tahun lalu, 30 hektare di antaranya sudah ditanami durian, buah naga, jeruk, dan kelengkeng.

Agroeduwisata di Desa Kotabaru, ini dulunya adalah proyek nasional Kawasan Terpadu Mandiri atau KTM. Karena itu, kawasan ini sudah diresmikan oleh Presiden Susilo Bambang Yudoyono pada tahun 2008.
Di tingkat daerah, kawasan ini didukung oleh Perda Nomor 11 tahun 2008 tentang Penetapan Desa Kotabaru Kecamatan Geragai Sebagai Pusat Pengembangan Kota Terpadu Mandiri Kabupaten Tanjung Jabung Timur. (can)