Mojok Atlet ASEAN Para Games Bersama Abraham Tambun

National Paralympic Committee (NPC) menjadi wadah bagi kaum difabel untuk mengembangkan bakat dengan fungsi prestasi, rehabilitasi dan pembinaan.

ist
Mojok Atlet ASEAN Para Games Bersama Abraham Tambun 

Bram : Kendalanya memang agak sulit. Memang harus kita akui ada dua hal yang menjadi kendala dalam perekrutan atlet dari disabilitas. Pertama, dia sendiri yang seperti orang awam bilang minder. Nah bagaimana membangun agar dia tidak merasa minder ditengah kondisi ketidak keseimbangan. Saya mau sampaikan bahwa kami semua normal, disabilitas itu tidak ada yang tidak normal. Yang kami pahami bahwa kita itu memiliki ketidakseimbangan atau kemampuan yang berbeda dari yang lain. Misalnya bang Jabat bisa memanjat pohon kelapa dengan cepat, kami juga bisa tapi harus memakai tangga. Sama sama bisa. Poin pertama bagaimana membuat calon atlet ini menguasai dirinya. Kalau itu berhasil, ada poin kedua. Poin kedua, bagaimana meyakinkan keluarganya, orang tuanya bahwa dia ini mampu dan mandiri. Ada dua yang kita hadapi paling basic. Kemudian yang menjadi kendala karena tidak meratanya pemerintah melihat keberadaan atlet disabilitas. Kita harus mengakui dan salut dengan Pemerintah Jambi yang melihat sama semua atlet, bonus yang diterima semua atlet sama. Itu menjadi motivasi.

Tribun : Pada awalnya apa yang dilihat NPC dari Bayu, sehingga mendampingi sampai saat ini ?

Abraham : Sejak awal kita bertemu Bayu sudah kita lihat ada harapan didalamnya. Saat itu tahun 2009, saat bayu masih SMA. Awalnya kita coba di kolam, ada potensi. Setelah itu kita kembagkan dia, kita latih terus untuk bisa berlatih lagi lebih fasih lagi. Walaupun memang tidak semulus yang kita bayangkan. Banyak juga yang kita lalui hingga sampai diposisi saat ini. Pertama bayu juga dalam hari hari nya butuh pengidupan, butuh penghassilan. Itu yang membuat kita mensiasatinya. Ketika dia dipanggil ke Pelatnas, kita tidak punya anggaran. Kita diskusi di NPC, dan bilang kalau itu untuk tujuan prestasi kedepan kita harus upayakan. Kita harus cari uangnya. Yang penting dia berangkat dan semuanya tidak sia sia. Dia berprestasi.

Tribun : Bagaiamana perjuangan NPC dalam mengirimkan kedua atlet ke ASEAN Para Games 2022 ?

Bram : Keberangkatan mereka berdasarkan track record selama ini, mulai dari Pekan Paralimpic dan Peparnas di Bangdung tahun 2016. Dan itu menjadi penentu Bayu dipanggil ke Pelatnas. Diluar itu perjuangan kita luarbiasa juga, kemampuan keuangan kita terbatas. Tapi kita menekannya kepada atlet bahwa uang itu bukan segalanya. Meskipun katanya segalanya butuh uang, tidak apa apa. Yang penting memiliki semangat dulu. Olahraga ini selalu kita dengungkan bahwa ini olahraga yang "bisa merubah hidup". Ketika memiliki kepercayaan yang tinggi, prestasi nantinya akan mengikuti.

Tribun : Bagaimana cara NPC memotivasi kaum disabilitas untuk menjadi atlet ?

Bram : Kita mempunyai semboyan bahwa "Jangan hitung apa yang kurang tapi hitunglah apa yang tersisa". Artinya seperti saya yang dulunya memiliki tangan yang lengkap, sama panjang. Lalu berkurang, jangan hitung hitung sudah berkurang panjang salah satu tangan, jangan pernah mengeluh, bersungut sungut. Karena itu tidak akan pernah merubah nasib. Makanya ketika sudah berkurang, ya sudah yang sisa itu kita manfaatkan. Semua seperti itu. Atlet yang berlomba untuk disabilitas akan bersaing dengan kekurangan yang sama. Kita juga mempunyai semboyan kepada masyarakat dan orang tua bahwa tidak selamanya kecacatan membuat dunia kiamat. Karena bisa berprestasi.

Tribun : Apa harapan NPC untuk kaum difabel di Jambi kedepannya ?

Bram : Kita berharap akan semakin banyak muncul atlet atlet yang mau berlatih, yang penting mau berlatih. Fokus dengan olahraga yang dia tekuni. Karena kita di NPC membina delapan cabang olahraga. Diantaranya Atletik, Tenis Meja, Badminton, Judo Tuna Netra, Catur, Angkat Berat, Renang, dan Kursi Roda. Mudah mudahan ini bisa kita tekuni. Kita mengharapkan dari siapa saja disabilitas yang mau bergabung, silahkan. Kita akan salurkan untuk berlatih dengan sungguh sungguh. Seperti yang sering saya sampaikan bahwa olahraga salah satu cara untuk merubah hidup dengan meraih kesuksesan.

Tribun : Kemana tujuan mereka untuk mendapatkan motivasi tersebut ?

Bram : Sebenarnya semuanya bisa disalurkan ke NPC Kabupaten kota masing masing. Silahkan datang ke NPC di daerah masing masing untuk mengikuti program perekrutan dan pelatihan. Tahun depan kita akan mengikuti Peparprov, kita berharap akan memunculkan atlet atlet baru.

Dalam closing statement dari Abraham atau yang kerab disapa Bram itu menyampaikan pesan dan harapan kepada orang orang yang dikaruniai keterbatasan fisik sepertinya.

"Hidup itu belum berakhir, tapi yang paling penting kita fokus dengan satu hal. Apakah itu dunia olahraga atau yang lainnya yang kita tekuni maka kehidupan kita tidak akan pernah susah seperti yang kita pikiran," katanya.

Lalu kepada masyarakat dan orang, Bram menegaskan bahwa keterbatasan fisik yang dimiliki seseorang tidak akan membuat pupus harapan.

"Kita yakin bahwa apa yang kita kerjakan itu punya harapan. Sesuatu yang dikerjakan dengan sungguh sungguh memiliki harapan," katanya.

Sumber: Tribun Jambi
Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved