Menjaga Denyut Ekonomi Jambi Tetap Stabil
ekonomi Provinsi Jambi berangsur-angsur tumbuh kembali, setelah terkontraksi sepanjang 2020 hingga triwulan I tahun 2021
Menjaga Denyut Ekonomi Jambi Tetap Stabil
Risma Hapsari, S.ST., M.Si.
Statistisi Ahli Muda, BPS Provinsi Jambi
TRIBUNJAMBI.COM - Sejak triwulan II 2021, pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi berangsur-angsur tumbuh kembali, setelah terkontraksi sepanjang 2020 hingga triwulan I tahun 2021 akibat hantaman pandemi Covid-19.
Pada Jumat (5/82022), Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jambi telah merilis angka pertumbuhan ekonomi pada kuartal II-2022 (periode April-Juni). Hasilnya, pada periode tersebut, ekonomi kita tumbuh sebesar 5,41 persen secara tahunan (year on year/yoy) atau 4,77 persen dibandingkan kuartal sebelumnya (quarter to quarter atau q-t-q).
Akan tetapi, Bank Dunia telah memberi peringatan akan potensi besar perekonomian dunia masuk ke jurang resesi dalam dua (2) tahun ke depan. Sebab, perekonomian dunia dihadapkan pada risiko yang besar.
Pemantik dari resesi ekonomi dunia ini adalah meletusnya invasi militer Rusia terhadap Ukraina. Sudah lebih dari enam (6) bulan, invasi militer ini masih terus berlanjut. Berbagai diplomasi telah dilakukan untuk mengakhiri invasi ini, termasuk oleh Presiden Jokowi. Namun, sampai saat ini belum menunjukkan perkembangan yang positif. Serangan militer belum reda.
Salah satu dampak dari invasi ini terganggunya pasokan berbagai komoditas (energi, pangan, dan mineral). Sebab, dua negara ini merupakan salah satu lumbung komoditas penting.
Selama invasi militer ini berlangsung, maka harga komoditas penting itu akan cenderung bertahan di level yang tinggi. Padahal, harga komoditas, khususnya energi yang murah amat dibutuhkan untuk menggerakkan mesin ekonomi.
Pertumbuhan ekonomi China meredup di kuartal II/2022 menjadi 0,4 persen (YoY) dari periode yang sama tahun 2021 sebesar 18,3 persen (YoY).
Tentu saja, dengan meredupnya pertumbuhan ekonomi China akan memberikan dampak terhadap perekonomian di negara-negara lain, salah satunya Indonesia. Sebab, China memberikan kontribusi sekitar 20 persen terhadap nilai ekspor Indonesia. Pada bulan Juni 2022 impor China yang masuk ke Jambi sebesar 16,73 persen dari seluruh total impor.
Situasi makin rumit, karena bank sentral di negara-negara maju, khususnya The Fed semakin agresif untuk menaikkan suku bunga kebijakannya sebagai upaya untuk meredam inflasi yang terus melambung. Kenaikan suku bunga akan menarik mundur proses pemulihan ekonomi yang sedang berlangsung.
Sebagai perekonomian terbuka, perekonomian Indonesia tentu tidak akan imun dari risiko dan perubahan kebijakan dari negara-negara maju ini. Potensi perlambatan pertumbuhan ekonomi domestik sangat terbuka.
Namun, mengingat motor utama pertumbuhan ekonomi Indonesia adalah konsumsi rumah tangga. Maka, menjaga vitalitas konsumsi rumah tangga menjadi sangat penting, agar denyut pertumbuhan ekonomi tidak melemah dengan cepat. Seperti yang sudah terjadi di negara-negara berkembang lainnya.
Data Jambi
BPS Provinsi Jambi
Badan Pusat Statistik Provinsi Jambi
Pertumbuhan Ekonomi Jambi
Ekonomi Jambi
Perekonomian Provinsi Jambi
Statistik Resmi
Official Statistik
statistik
Sensus Pertanian 2023
Bank Indonesia
Covid-19
PDRB Jambi
Tribunjambi.com
Pemanen Madu Di Nepal, Punyai Tantangan Disengat Lebah Terbesar di Dunia |
![]() |
---|
Mengenal Pulau Guam, Warganya tidak Memiliki Hak Pilih Presiden |
![]() |
---|
Keyakinan Hati Natasha Rizky, Sebut Desta Tidak Selingkuh |
![]() |
---|
Sengketa Lahan Jalan Tol Betung-Tempino, 6 Desa Dilintasi Realisasi Uang Ganti Rugi Capai 80 Persen |
![]() |
---|
Pakar Ekspresi Berikan Komentar Soal Dugaan Video Asusila yang Mirip dengan Rebecca Klopper |
![]() |
---|