Renungan Kristen

Renungan Harian Kristen - Kematian yang Menghidupkan

Bacaan ayat: Imamat 17:11 (TB) Karena nyawa makhluk ada di dalam darahnya dan Aku telah memberikan darah itu kepadamu di atas mezbah untuk mengadakan

Editor: Suci Rahayu PK
Instagram @ferinugroho77
Pdt Feri Nugroho 

Minimal dari dua cara diatas, mungkinkah? Seberapa banyak harta dan kebaikan yang harus dikumpulkan untuk menjamin bahwa ia akan diselamatkan?

Lagi pula, bukankah sebuah cara yang diskriminatif jika para papa sama sekali tidak mendapatkan kesempatan untuk selamat karena ketiadaan harta!

Alkitab menawarkan konsep penebusan melalui kematian. Penumpahan darah menjadi cara terbaik untuk terjadinya pendamaian dua pihak yang berseteru.

Mengapa? Karena Allah, sebagai pencipta, pemegang otoritas mutlak, telah menetapkan bahwa, "pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah kaumakan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati."

Ini sebuah Perjanjian abadi dalam sejarah antara Allah dengan manusia, ciptaan-Nya. Allah konsisten dalam karya-Nya.

Ketidaktaatan manusia telah berupah pada kematian, maka penyelesaiannya adalah kematian. Ritual penyembelihan domba dalam Perjanjian Lama menjadi bayangan rancangan penyelamatan Allah yang sempurna di kemudian hari.

Dengan matinya domba menjadi penggantian agar yang mempersembahkannya tetap hidup.

Persoalannya, berapa banyak domba yang harus menggantikan?

Persoalan tersebut membawa sikap kritis yang lebih luas, yaitu siapa yang mati dan kembali hidup untuk menikmati kehidupan yang diselamatkan?

Satu-satunya yang tidak bisa mati adalah Allah. Namun jika Ia tidak bisa mati, bagaimana kematian bisa diselesaikan?

Itu artinya perlu sarana yang bisa mati untuk menyelesaikan kematian dan kembali hidup untuk mendapatkan keselamatan.

Pada titik ini, cara pikir penebusan mulai tersambung.

Bahwa Allah memilih menyelamatkan dengan jalan menjadi manusia tanpa harus kehilangan hakekatnya sebagai Allah yang tetap hidup, namun pada saat yang sama bisa mati untuk menyelesaikan kematian.

Pada titik ini pula kita bisa mulai paham, jika Yesus adalah Allah dan manusia yang ada pada satu pribadi.

Satu pribadi dengan dua natur (pembawaan) yang berbeda: Allah dan manusia.

Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved