Konflik China dan Amerika
Hubungan China dan AS Makin Memanas Setelah Nancy Pelosi Akan ke Asia Pakai Kapal Induk
Nancy Pelosi akan mengadakan tur ke sejumlah negara di Asia seperti Singapura, Malaysia, Korea Selatan dan Jepang pada pekan ini
TRIBUNJAMBI.COM - Hubungan China dengan Amerika Serikat makin memanas.
Ketegangan hubungan China dengan Amerika Serikat makin memanas setelah Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) AS Nancy Pelosi akan berkunjung ke Asia.
Hubungan China dengan Amerika Serikat makin memanas karena Nancy Pelosi akan berkunjung ke sejumlah negara di Asia dengan menumpangi kapal induk USS Ronald Reagan.
Diketahui, Nancy Pelosi akan mengadakan tur ke sejumlah negara di Asia seperti Singapura, Malaysia, Korea Selatan dan Jepang pada pekan ini.
Hal itu dikatakan Nancy Pelosi baru-baru ini.
“Di Singapura, Malaysia, Korea Selatan, dan Jepang, delegasi kami mengadakan pertemuan tingkat tinggi untuk membahas bagaimana kami dapat lebih memajukan kepentingan dan nilai bersama kami. Termasuk perdamaian dan keamanan, pertumbuhan ekonomi dan perdagangan, pandemi Covid-19, iklim. krisis, hak asasi manusia dan pemerintahan yang demokratis," katanya.
Nancy Pelosi tidak menyebutkan kemungkinan akan mengadakan kunjungan ke Taiwan,
Rencana tur Nancy Pelosi ke Asia untuk mempererat kemitraan Amerika Serikat dengan sejumlah negara di kawasan Indo-Pasifik, sudah mamatik amarah Pemerintah China.
Sebab, Presiden Xi Jinping menganggap langkah Amerika Serikat tersebut bisa mempengaruhi Taiwan yang masih bagian dari wilayah China.
Menurut China, Amerika Serikat hanya dianggap memperkeruh suasana panas dengan Taipei.
Amerika Serikat juga dianggap terlalu ikut campur terkait permasalahan internal antara Beijing dengan Taiwan.
Inilah yang membuat China marah hingga nekat mengancam keselamatan Nancy Pelosi.
Jika Nancy Pelosi nekat melakukan kunjungan ke Taiwan.
China diketahui tengah menggelar latihan militer di Selat Taiwan sebelum Nancy Pelosi ke Asia.
“AS tidak boleh mengatur agar Ketua Pelosi mengunjungi wilayah Taiwan dan harus menghentikan interaksi resmi dengan Taiwan," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Zhao Lijian,