Penembakan Massal di Gedung Kedokteran, 4 Orang Dilaporkan Tewas
Seorang kapten polisi setempat mengatakan data sementara setidaknya tiga orang tewas.
TRIBUNJAMBI.COM - Terjadi lagi penembakan massal di kampus.
Kali ini penembakan terjadi Oklahoma, negara bagian Amerika Serikat. Dilaporkan 4 orang tewas dalam kejadian itu.
Penembakan di gedung kedokteran Tulsa, Oklahoma, di sebuah kampus rumah sakit pada hari Rabu (1/6/2022) waktu setempat.
Seorang kapten polisi setempat mengatakan data sementara setidaknya tiga orang tewas.
Kapten Kepolisian Tulsa Richard Meulenberg mengatakan pelaku juga “tewas.” Belum jelas bagaimana pelaku tewas.
“Petugas saat ini sedang memeriksa setiap ruangan di gedung untuk memeriksa ancaman tambahan,” kata pihak kepolisian dalam sebuah unggahan Facebook.
“Kami tahu ada banyak korban yang mengalami luka-luka, dan kemungkinan banyak korban jiwa,” sambung pernyataan itu.
Meulenberg mengatakan, beberapa orang terluka dan lokasi penembakan di kompleks tersebut sebuah “pemandangan yang mengerikan.”
Sementara, puluhan mobil polisi berada di luar kompleks rumah sakit dan aparat menghentikan lalu lintas di sekitar lokasi untuk melakukan penyelidikan.
Warga setempat, Nicholas O’Brien, mengatakan, "Setelah insiden pekan lalu dan seminggu sebelum penembakan di Texas, saya cukup cemas. Begitu saya sampai di sini dan kemudian mendengar bahwa ibu saya baik-baik saja, pelaku pun sudah ditembak dan tewas, saya merasa jauh lebih lega. Tetap mengerikan apa yang telah terjadi,” katanya.
Atas kejadian penembakan itu, pihak St Francis Health System mengunci kampusnya Rabu sore karena situasi penembakan di Gedung Medis Natalie.
Gedung itu berisi pusat operasi rawat jalan dan pusat kesehatan payudara.
Rekaman udara dari helikopter menunjukkan petugas tanggap darurat membawa seseorang menggunakan tandu, menjauh dari gedung rumah sakit.
Sebelumnya, terjadi penembakan di Oklahoma mengakibatkan 19 murid SD dan dua guru tewas ditembak pemuda di Sekolah Robb Elementary School atau SD Uvalde, Texas, pada tanggal 24 Mei 2022.
Kementerian Luar Negeri (Kemlu) lewat Direktur Pelindungan WNI Judha Nugraha mengabarkan tidak ada korban warga Indonesia (WNI) dalam peristiwa itu.