Tips Kesehatan

Cara Mengatasi Overthinking, Berlatihlah Welas Asih untuk Diri Sendiri

Overthinking adalah kebiasaan yang sulit dihilangkan. Meski bukan merupakan gangguan mental, overthinking ada hubungannya dengan gangguan kecemasan.

Editor: Nurlailis
vocativ.com
Cara mengatasi overthinking 

TRIBUNJAMBI.COM - Overthinking atau rasa kekhawatiran berlebih kerap menghampiri diri kita.

Biasanya kita takut akan kegagalan dalam pekerjaan, sekolah, hubungan sosial, dan lainnya.

Rasa takut ini membuat kita terjebak dalam pikiran negatif hingga menganggu aktivitaas keseharian.

Terjebak dalam pemikiran negatif tidaklah baik bagi diri kita.

Bagi mereka yang sering overthinking, psikoterapis dari Cleveland Clinic Natacha Duke, MA, RP memberikan strategi untuk menghentikan kebiasaan ini.

Penyebab seseorang terlalu sering overthinking

Overthinking adalah kebiasaan yang sulit dihilangkan.

Sebagai contoh, kita mulai mengkhawatirkan situasi tertentu di tempat kerja, lalu membayangkan kondisi keuangan, yang mengarah pada ketakutan akan kehilangan pekerjaan.

Meski bukan merupakan gangguan mental, overthinking ada hubungannya dengan gangguan kecemasan umum atau generalized anxiety disorder (GAD).

Baca juga: Ternyata Olahraga dan Makan Sehat Faktor Umum Mempengaruhi Kesehatan Fisik & Mental

Kebiasaan ini juga bisa menjadi gejala stres dan depresi.

Individu yang menderita GAD cenderung terlalu mengkhawatirkan banyak masalah, dan bisa mengalami hal-hal ini:

  • Khawatir berlebihan tentang banyak hal yang tidak berhubungan selama enam bulan
  • Sulit mengendalikan rasa khawatir
  • Kecemasan yang mengganggu kemampuan untuk berfungsi
  • Penderita GAD kemungkinan juga merasa gelisah, sulit berkonsentrasi, dan mengalami gangguan tidur.

Tips menghentikan kebiasaan overthinking

Ada banyak strategi untuk berhenti overthinking, seperti yang disampaikan Duke, antara lain:

1. Menjalani terapi

Duke menyarankan terapi perilaku kognitif atau cognitive behavioral therapy (CBT) jika kebiasaan ini sudah terlalu parah.

"CBT membantu kita belajar bagaimana mengidentifikasi kemudian menantang dan membingkai ulang pikiran negatif kita dan mengatasi kekhawatiran dan kecemasan dengan cara yang lebih sehat," jelasnya.

Baca juga: Tips Puasa untuk Meningkatkan Kesehatan Mental, Usahakan Hindari Gula

2. Menyisihkan waktu untuk khawatir

Pilih waktu dalam sehari untuk menerapkan periode khawatir, setidaknya sekitar 30 menit.

"Selama waktu itu, tuliskan semua kekhawatiran kita," saran Duke.

"Kemudian, periksa daftar dan melihat kekhawatiran yang dapat dipecahkan, sesuatu yang dapat kita kendalikan."

Ketika ada sesuatu yang tidak dapat kita kendalikan --seperti reaksi orang lain terhadap suatu situasi, usahakan untuk membiarkan hal itu sementara.

3. Mengubah cara berandai-andai

Apakah kita sering memikirkan sesuatu seperti "bagaimana jika saya kehilangan pekerjaan?" atau "bagaimana jika saya sakit?"

Pemikiran seperti itu akan menimbulkan masalah, jika kita hanya membayangkan skenario terburuk.

"Ubahlah kekhawatiran 'bagaimana jika' menjadi pernyataan 'jika nanti', disusul dengan 'maka saya akan melakukan/mengatakan', jika memang pengandaian atau skenario terburuk benar-benar terjadi," tutur Duke.

Misalnya, ketika kita terbiasa berpikir:

"Bagaimana jika saya kehilangan pekerjaan?"

Gantilah pengandaian itu dengan kalimat:

"Jika nanti saya kehilangan pekerjaan, maka saya akan melakukan sesuatu dengan melihat lowongan di situs pencari kerja".

Baca juga: Tri Suaka dan Zidan Kena Mental, Tak Bisa Tidur hingga Muntah-muntah, Kini Minta Maaf ke Andika

4. Melawan pikiran negatif

Terkadang, kita menganggap atasan atau rekan kerja tidak menyukai kita. Tetapi jangan membiarkan diri kita dikendalikan oleh pikiran yang negatif.

Lawan pikiran negatif itu dan ubahlah menjadi pemikiran yang positif.

"Tanyakan pada diri kita apakah pemikiran itu bermanfaat atau tidak," saran Duke.

"Apa bukti bahwa pikiran negatif saya itu benar? Apakah ada kemungkinan alternatif? Kita berusaha untuk mencoba dan memiliki perspektif yang lebih seimbang."

5. Mengalihkan perhatian dengan kegiatan tertentu

"Kegiatan sehat untuk mengalihkan perhatian dapat membantu," sebut Duke.

Kegiatan seperti meditasi, membaca, dan berjalan kaki dapat membantu menjaga tingkat stres.

"Cara yang terbaik adalah proaktif dan membangun aktivitas ini ke dalam rutinitas kita," imbuh dia.

"Kegiatan-kegiatan ini dapat mengurangi tingkat kecemasan dasar kita dan membuat kita cenderung tidak terlalu banyak berpikir berlebihan."

Apabila kita kewalahan untuk mencoba kegiatan pengalih perhatian karena sudah terlalu stres, curahkan pemikiran dan perasaan kita dengan orang-orang terdekat.

"Jangan menyimpan sesuatu di dalam hati yang mengganggu kita," cetus Duke.

"Cobalah berbicara dengan teman, anggota keluarga, atau terapis."

Baca juga: Polisi Pastikan Mental Ibu Tiri yang Aniaya Anak Usia 8 Tahun Tidak Terganggu

6. Berlatih welas asih untuk diri sendiri

Kita bisa menunjukkan belas kasihan kepada orang lain.

Namun apakah kita bisa berbelas kasih terhadap diri sendiri?

"Berlatih welas asih untuk diri sendiri adalah memberikan kasih sayang, kebaikan, dan pengampunan kepada diri kita," ungkap Duke.

"Dengan cara itu, kita akan menenangkan sistem internal tubuh dan memiliki pemikiran yang lebih jernih untuk memecahkan masalah."

Sumber: Kompas.com

Update berita Tribun Jambi di Google News

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved