Indahnya Wisata Kerinci dan Sungai Penuh Ternoda Akibat Sampah
Keindahan pemandangan Kabupaten Kerinci dan Kota Sungai Penuh rusak akibat tumpukan sampah.
Penulis: Herupitra | Editor: Teguh Suprayitno
Laporan Wartawan Tribun Jambi, Herupitra
TRIBUNJAMBI.COM, KERINCI - Indahnya pemandangan Kabupaten Kerinci dan Kota Sungai Penuh, membuat pemudik khususnya warga Kerinci yang di rantau pulang kampung sangat terkesima dengan udara sejuk, damai, indahnya alam Kerinci.
Namun setelah balik, mereka pun berceloteh. Mereka menyorot mengenai tumpukan sampah yang terdapat di wilayah Kerinci dan Kota Sungai Penuh.
Berikut inilah celotehan mereka yakni, Profesor DR. H. Sirman Dahwal, S.H., M.H, DR Ediar Usman, Erduan, Mayor Purn Nasrul. Mereka merupakan Alumni SMPN Semurup A1980.1981.
Kata mereka sangat disayangkan dimana mana tumpukan sampah yang baunya menyengat hidung, sehingga hilang rasa kesejukan, kedamaian dan keindahan, apalagi setelah empat hari lebaran, namun melihat yang seperti itu tidak ada upaya dan tidak terlihat petugas mengambil tumpukan sampah tersebut.
Mereka bertanya-tanya apakah memang tidak ada tempat pembuangan sampah, apakah memang di jalan jalan tempat pembuangan sampah.
"Seharusnya ini kita utamakan apakah tidak ada pemikiran untuk beli mesin pengolah sampah yang bisa dijadikan pupuk, pakan ikan/ternak dan bisa juga untuk energi listrik, mudah-mudahan kedepan ada pemikiran pemikiran seperti itu, dan sampah bisa teratasi karena kerinci dan sungai penuh tujuan wisata daerah," kata Dr. Ediar Usman.
Baca juga: Di Kerinci Juga Ada Aktivitas PETI, Lokasinya Masuk Kawasan TNKS
Prof Sirwan Dahman, meminta pemkab bisa studi banding ke daerah lain, paling tidak jangka pendek ada petugas siaga reaksi cepat yang siap membuang sampah dengan cepat tentu dengan upah mereka seimbang dengan kerjanya, disamping kesadaran masyarakatnya tinggi, patuh aturan dan tahu dengan ilmu Sehat. Sehingga masyarakat mau buang sampah pada tempatnya.
"Sanksi hukum harus ditegakkan, ketahuan buang sampah sembarangan di kalayak ramai harus di denda, karena dari buya buya juga mengatakan bahwa Kebersihan sebagian dari iman," sebutnya.
Alumni lainnya juga menyebutkan, bahwa sangat perlu TPA untuk kebutuhan jangka panjang, jangka pendek sampah perlu segera diangkut ke tempat pengolahan sementara dan diolah terlebih dahulu untuk mengurangi volume dan bau.
Sementara itu anggota DPRD Kerinci, Erduan menyebutkan, bahwa permasalahan saat ini TPA yang ada di daerah kerinci hilir masih ulur tarik. Hal itu disebabkan pemerataan pembangunan tidak adil,
"Yang banyak dibangun daerah mudik (Siulak), giliran sampah dibuang kearah hilir, (ini pembicaraan masyarakat wilayah hilir), kalau untuk dana sudah disiapkan oleh Provinsi," ujarnya.
Katanya, dipolitik dirinya tidak bisa keras masalah TPA. Saat ini pihaknya masih melakukan pendekatan dengan masyarakat setempat dan memberi pengertian yang sebaik mungkin, dan juga masyarakat melihat kepemimpinan ngah Adi Rozal selama 8 tahun ini misinya tidak tercapai. Banyak proyek besar terbengkalai dan sudah menggunakan dana puluhan miliar, apalagi saat ini juga ada audit BPK RI.
Baca juga: Aksara Incung di Batik Kerinci
Dan alumni SMPN Semurup "Sakantai Raso Sipadik" menyampaikan Kalau TPA regional masih butuh waktu yang lama. Banyak aspeknya yang harus disiapkan Regulasi, lokasi, sosialisasi, keuangan dan administrasi tanah sangat sebagainya.
"Saat ini biar sampah tidak berserakan di jalan, se kali kali perantau balek kampung tidak lagi melihat sampah berserakan bertumpukan di jalan jalw, apa yg harus dilakukan Pemda, Kito sangat cinto pado negri kito sendiri," celoteh mereka.