Perang Rusia Ukraina
Jauh Lebih Mematikan, Milisi Pendukung Rusia Tembakkan Roket Termobarik di Ukraina
Sebuah video yang menunjukkan aksi milisi yang didukung Rusia meluncurkan roket termobarik yang kontroversial.
TRIBUNJAMBI.COM, DONETSK – Sebuah video yang menunjukkan aksi milisi yang didukung Rusia meluncurkan roket termobarik yang kontroversial.
Video peluncuran roket tersebut beredar luas di media sosial.
Dalam video yang diunggah akun @RALee85 pada Minggu (20/3/2022), dan telah diverifikasi oleh BBC, tampak sejumlah pasukan berseragam tengah meluncurkan roket termobarik di Ukraina.
Dikutip dari BBC, video tersebut diketahui berasal dari pasukan milisi Republik Rakyat Dontesk (DPR) yang didukung Rusia.
Dalam video menunjukkan roket itu ditembakkan dari peluncur roket ganda TOS-1A buatan Rusia.
Senjata termobarik kontroversial karena jauh lebih dahsyat daripada bahan peledak konvensional dengan ukuran yang sama.
Baca juga: Dibombardir Rudal Rusia, Tentara Ukraina Klaim Berhasil Tewaskan 14.400 Pasukan Rusia
Senjata ini juga memiliki dampak sangat mengerikan bagi siapa pun yang terperangkap dalam radius ledakannya. Rusia sendiri dikabarkan telah menggunakan senjata termobarik atau bom vakum saat invasi ke Ukraina.
Dalam sebuah tweet, Kementerian Pertahanan Inggris mengatakan bahwa Rusia telah mengonfirmasi penggunaan sistem senjata TOS-1A di Ukraina.
"TOS-1A menggunakan roket termobarik, menciptakan efek pembakar dan ledakan," kata Kementerian Perhatanana Inggris, Kamis (10/3/2022).
Sementara, militer Rusia menyebut unit persenjataan tersebut sebagai "heavy flamethrowerst”, yang dapat menembakkan roket hingga jarak 9 km.
Duta Besar Ukraina untuk AS, Oksana Markarova, juga menuduh Rusia telah menggunakan senjata ini dalam invasinya.
Baca juga: Jenderal Senior Rusia Andrei Mordvichev Tewas di Tangan Tentara Ukraina
Bagaimana cara kerja bom termobarik?
Diketahui bom termobarik terdiri dari wadah bahan bakar dengan dua bahan peledak terpisah.
Senjata ini dapat diluncurkan sebagai roket atau dijatuhkan sebagai bom dari pesawat.
Ketika mencapai targetnya, muatan ledakan pertama membuka wadah dan menyebarkan campuran bahan bakar secara luas sebagai awan. Awan ini dapat menembus bangunan atau pertahanan apa pun yang tidak sepenuhnya tertutup.
Muatan kedua kemudian meledakkan awan, menghasilkan bola api besar, gelombang ledakan besar, dan ruang hampa yang menyedot semua oksigen di sekitarnya.
Senjata tersebut dapat menghancurkan bangunan yang diperkuat, peralatan, dan membunuh atau melukai orang.
Senjata ini digunakan untuk berbagai tujuan dan datang dalam berbagai ukuran, termasuk senjata untuk digunakan oleh tentara individu seperti granat dan peluncur roket genggam.
Versi peluncuran udara besar juga telah dirancang, khusus untuk membunuh pembela di gua dan kompleks terowongan. Pada tahun 2003, Amerika Serikat (AS) pernah menguji bom seberat 9.800 kg, yang dijuluki "Ibu dari semua bom".
Empat tahun kemudian, Rusia mengembangkan perangkat serupa, "Bapak semua bom".
Ini menciptakan ledakan yang setara dengan bom konvensional seberat 44 ton, menjadikannya perangkat peledak non-nuklir terbesar di dunia.
Mengingat dampaknya yang menghancurkan bom termobarik terutama digunakan di lingkungan perkotaan.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Video Milisi yang Didukung Rusia Luncurkan Roket Termobarik di Ukraina"