Kisah Pertobatan Pembalak Liar di Taman Nasional Berbak Sembilang

Satu di antara Tim Penyuluh Budi Daya Madu di Taman Nasional Berbak Sembilang, Doni, menuturkan pada 2019 akhir pihaknya bekerja sama dengan pihak desa mengumpulkan masyarakat yang masih aktif menjadi pembalak liar.

Mereka melakukan pendekatan dan mengenalkan program budidaya madu tadi, sebagai ganti mata pencaharian saat itu. Banyak hal harus dilalui untuk dapat mengubah cara berpikir warga.

"Dalam pertemuan itu didapatlah 15-20 orang pembalak yang masih aktif, didominasi kawula muda. Dan langsung kita buat kelompok dan komitmen bersama warga," ujarnya.

Sebagai gantinya atau solusi, pihak TNBS memberikan peluang penghasilan baru, di antaranya kelompok budidaya tadi. Di situlah awal mula terbentuknya budidaya madu."Memang kesulitan itu ada, namun kita harus mengubah mindset warga bahwa kedatangan kita bukan untuk menangkap melainkan memberikan solusi bagi mereka, " ujarnya.

"Meski sempat berdarah-darah juga dalam proses perjalanannya. Dampak baiknya, saat ini, ketika kita datang ke desa untuk memberikan masukan maupun program, warga sudah tidak kaku lagi dan cenderung terbuka dan hal itu sangat baik untuk ke depannya," kata Doni. (usn)