Efek Minyak Goreng Satu Harga, Stok di Bulog Sarolangun-Bangko Kosong
Di tengah kebutuhan masyarakat yaang meningkat, persediaan minyak goreng, daging beku di Bulog Subdrive Sarolangun Bangko kosong.
Penulis: Darwin Sijabat | Editor: Teguh Suprayitno
TRIBUNJAMBI.COM, BANGKO - Di tengah kebutuhan masyarakat yaang meningkat, persediaan minyak goreng, daging beku di Bulog Subdrive Sarolangun Bangko kosong.
Pemerintah Republik Indonesia melalui Kementerian Perdagangan pada Januari 2022 lalu telah mengumumkan minyak goreng satu harga, Rp 14 ribu per liter.
Hal itu membuat ketersediaannya di Kabupaten Merangin kian menipis. Bahkan dari data yang diperoleh Tribunjambi.com dari Bulog Subdrive Sarko menyebutkan stok minyak goreng sedang kosong.
Kekosongan itu juga terjadi di toko retail yang berada di Kota Bangko, Kabupaten Merangin. Sementara pelaku usaha lainnya, penjual minyak tersebut masih terdapat persediaan, namun sedikit.
Terkait harga itu, Kepala Bulog Subdrive Sarko melalui Jendi, Asisten Manager Bisnis menyampaikan bahwa pelaku usaha mendapatkan stok barang dari pabrik melalui distributor.
"Mungkin produksi terbatas, sementara permintaan lagi banyak," katanya belum lama ini.
Baca juga: Ini Kata Komisi II DPRD Kota Jambi Terkait Sidak Minyak Goreng
Bulog yang menaungi Kabupaten Merangin dan Sarolangun itu pun telah diminta untuk mengirimkan daftar jumlah kebutuhan ke pusat untuk mendapatkan penambahan stok.
Untuk itu dia meminta agar masyarakat dapat lebih bersabar, sebab dalam waktu dekat Bulog Subdrive Sarko segera mendapatkan penambahan pasokan.
Setelah ditetapkan satu harga, permintaan masyarakat akan minyak goreng semakin naik. Sementara ketersediaan pasokan yang ada saat ini terbatas.
Sementara dari pantauan Tribunjambi.com, beberapa toko di Kota Bangko masih menjual minyak goreng seharga Rp 18 ribu hingga Rp 19 ribu per kilo.
Terkait hal itu menurut Fendi, belum satu harganya itu dimungkinkan karena toko tersebut mendapatkan minya belum dibawah harga yang ditetapkan pemerintah.
"Belum satu harga itu mungkin mereka (pelaku usaha) terkendala stok yang lama atau modal yang lama," katanya.
Baca juga: Pedagang Pasar Tradisional di Batanghari Jual Minyak Goreng Rp 20 Ribu: Ini Stok Lama
Sehingga pelaku usaha tersebut hingga saat ini masih menjual diatas HET meski sudah diatur oleh Kemendag tersebut untuk satu harga.
Sementara bahan pokok lainnya, seperti beras, Jendi mengungkapkan masih tercukupi hinga tiga bulan kedepan. Sedangkan stok gula di gudang Bulog sebanyak 1500 kilogram.
Kebutuhan tepung dikatakan Jendi menyebutkan bahwa kebutuhan tepung yang cukup tinggi umumnya terjadi pada waktu tertentu (mementum). Seperti hari besar keagamaan.
"Stok daging beku saat ini juga lagi kosong, habis di akhir Desember 2021 kemarin," katanya. (Tribunjambi.com/ Darwin Sijabat)