Home and Garden

Cara Membuat Tanaman Cabai Cepat Berbuah, Jangan Banyak Memberi Pupuk yang Mengandung Nitrogen

Hal yang terpenting agar tanaman cabai cepat berbuah dan buahnya lebat adalah fase-fase pemupukan. Jangan banyak memberi pupuk yang mengandung N.

Editor: Nurlailis
Pixabay/LEELUU
Cara Memberi pupuk untuk cabai 

TRIBUNJAMBI.COM - Menanam cabai bisa membuat praktis bagi si pecinta pedas.

Memiliki tanaman cabai yang gampang berbuah adalah hal yang diinginkan pemilikinya.

Untuk membuat cabai sering berbuah ada cara dalam pemberian pupuknya.

Salah satu caranya adalah dengan jangan terlalu banyak memberi pupuk yang mengandung Nitrogen (N).

Saat tanaman mulai berbunga, maka pemberian pupuk yang mengandung nitrogen harus mulai dikurangi. Akan tetapi, lakukan ini secara bertahap.

Nitrogen hanya membuat tanaman rajin berdaun namun malas berbuah.

Pada tanaman cabai, Anda dapat mulai menurunkan kadar nitrogen pada usia tanaman 5 atau 6 minggu setelah tanam, karena pada usia ini tanaman sudah mulai berbunga.

Dilansir dari laman Cybex Kementerian Pertanian RI, Jumat (7/1/2022), hal yang terpenting agar tanaman cabai cepat berbuah dan buahnya lebat adalah fase-fase pemupukan.

Dalam pemupukan, Anda harus memperhatikan kandungan-kandungan pupuk yang dipakai.

Berikut beberapa tips pemupukan untuk merangsang pembuahan tanaman cabai.

Baca juga: Cara Mengatasi Penyakit pada Tanaman Cabai, Semprot dengan Fungisida Kocide 54WDG

1. Perbanyak fosfor (P)

Jika Nitrogen perlu dikurangi, pada fase pembentukan bunga dan buah Anda perlu menggenjot asupan fosfor (P). Fosfor penting untuk pembentukan buah cabai, karena berperan membawa air ke sel-sel, sehingga buah dapat berkembang.

Fosfor juga penting untuk fotosintesis, respirasi dan sintesa protein. Kekurangan fosfor sering terjadi karena pola pemupukan yang tidak benar, baik pada saat olah lahan (pupuk dasar) dan terutama sekali pada saat pemupukan susulan (pengocoran) rutin.

Tanaman cabai yang kekurangan fosfor biasanya memiliki daun yang kecil-kecil, seperti mengerut, kaku, dan berwarna hijau gelap.

2. Perbanyak potasium atau kalium (K)

Selain fosfor, unsur lainnya yang dominan dalam pembentukan buah cabai adalah potasium, atau dikenal juga Kalium (K). Tanaman cabai cukup banyak menyerap kalium, terutama pada saat buah cabai sedang membesar.

Gejala kekurangan kalium dimulai pada daun yang lebih tua dan melaju ke daun muda. Daun seperti terbakar di bagian tepinya disertai mengelinting.

Kurangnya kalium dapat menyebabkan kematangan yang tidak merata pada buah cabai. Pertumbuhan tanaman juga terhambat dan produksi buah kurang.

Baca juga: Cara Memilih Benih Cabai, Pilih Varietas yang Cocok dengan Lokasi Budidaya Cabai

3. Beri rangsangan hormon atau ZPT

Ada ratusan hormon atau zat pengatur tumbuh (ZPT) untuk tumbuhan, baik yang dihasilkan alami oleh tumbuhan sendiri maupun yang dihasilkan oleh organisme non-tumbuhan, atau yang dibuat secara sintetis.

Beberapa dari hormon ini ada yang berperan mendorong produksi bunga dan buah, misalnya giberelin.

4. Beri mikroba penyubur

Di alam, terdapat berbagai jenis mikroorganisme penyubur tanah, seperti Azotobacter sp., Rhizobium, Penicillium, Bacillus, dan lainnya. Organisme ini menyuburkan tanah dengan cara mengaktifkan potensi-potensi mineral tanah yang tersembunyi dan tidak berfungsi.

Mereka bekerja dengan caranya sendiri dan hebatnya bisa mengembalikan kondisi tanah dalam waktu yang relatif singkat.

Baca juga: Cara Menanam Cabai Hidroponik, Pilih Bibit Hibrida untuk Hasil yang Berkualitas

Sumber: Kompas.com

Berita lain terkait Home and Garden

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved