Berita Sarolangun
PMI Sarolangun Butuh Bank Darah Biar Tak Nebeng Stok ke RSUD
Berita Sarolangun-Kesulitan dalam penyimpanan stok darah diakui oleh ketua Palang Merah Indonesia Kabupaten Sarolangun menjadi kendala
Penulis: Rifani Halim | Editor: Nani Rachmaini
TRIBUNJAMBI.COM, SAROLANGUN - Kesulitan dalam penyimpanan stok darah diakui oleh ketua Palang Merah Indonesia Kabupaten Sarolangun menjadi kendala bagi pihakya, dikarenakan tidak adanya tempat penyimpanan bagi PMI.
Palang Merah Indonesia kabupaten Sarolangun saat ini masih bergantung dengan bank darah milik RSUD Sarolangun.
Ketua PMI Sarolangun Tontawi Jauhari mengatakan, para pendonor darah dapat datang langsung ke PMI Sarolangun dan RSUD.
"Selama ini kita mekanismenya masih seperti itu, karena bank darah kita cuma ada di RSUD," kata ketua DPRD kabupaten Sarolangun sekaligus ketua PMI, Senin (20/12/2021).
Lanjutnya, untuk penyimpanan darah tentu membutuhkan bank darah yang cukup memadai. Pasalnya, bank darah memilik kapasitas penyimpanan maksimal.
"Kalau kita berbicara bank darah, harus disesuaikan dengan kapasitasnya. Untuk saat ini kita menyesuaikan dengan kapasitas bank darah yang ada di RSUD," terang Tontawi.
Tontawi menyebutkan, selain kapasitas terbatas, pihaknya juga kerap sekali kekurangan kebutuhan darah. Bahkan meminta bantuan dari luar daerah, untuk memenuhi kebutuhan di Sarolangun.
"Kita usahakan ke depan ini, Pemda Sarolangun dapat menganggarkan untuk bank darah. Sehingga nantinya PMI bisa memiliki bank darah sendiri," sebutnya.
Fasilitas tersebut sangat dibutuhkan, ia katakan, jika diadakan bank darah di PMI.
Tentunya kebutuhan darah bisa terakomodir.
"Percuma kita banyak yang donor, tapi tempat penyimpanannya tidak ada. Mubazir saja," tutupnya. (*)
Baca juga: BKPSDM Sarolangun Evaluasi Tahunan Honorer, Nilai Tak Sampai 70 Tak Diperpanjang
Baca juga: Sudah 6 Bulan, Kasus Pencurian Motor Jurnalis Sarolangun Tak Kunjung Terungkap, Ini Kata Polisi