Tinggal di Gubuk Tak Layak Huni, Kapolres Bungo Ingin Anak Windra jadi Polwan

Satu keluarga di Kota Bungo hidup tujuh tahun di gubuk yang tak layak huni, tak jauh dari kantor Bupati Bungo. 

Penulis: Muzakkir | Editor: Teguh Suprayitno
Tribunjambi/Muzakkir
Windra bersama 6 anaknya tinggal di gubuk kecil berdindingkan triplek dan papan bekas selama 7 tahun. Lokasinya tak jauh dari Kantor Bupati Bungo. 

Laporan Wartawan Tribunjambi Muzakkir

TRIBUNJAMBI.COM, BUNGO -- Satu keluarga di Kota Bungo hidup tujuh tahun di gubuk yang tak layak huni, tak jauh dari kantor Bupati Bungo

Mereka tinggal digubuk reot berukuran 3X3 meter. Gubuk itu dihuni delapan orang yang terdiri dari enam orang anak dan suami istri.

Windra (42) orangtua dari enam orang anak tersebut mengatakan, mereka terpaksa menempati gubuk itu karena tidak sanggup membayar kontrakan rumah.

Pantauan di lapangan, rumah ini dikelilingi oleh hutan. Bahkan di sebelah kanan rumahnya terdapat jurang yang baru saja longsor.  Jika tidak hati-hati, bisa-bisa anaknya terjatuh dan hilang ke dalam hutan.

Rumah ini sangat kecil sekali. Tak ada kamar khusus. Yang ada sekatan kecil untuk tempat tidur anak-anaknya. Mirisnya lagi, di tempat tidur ini jugalah Susilawati, isteri Windra masak dan makan bersama anak-anaknya.

Tempat tinggal mereka berada di jalan Raden Mattaher Kecamatan Rimbo Tengah, sekitar dua kilometer dari kantor Bupati Bungo. Tepatnya di depan kantor Kemenag Kabupaten Bungo.

Rumah ini berada di belakang perumahan mewah. Jaraknya sekitar 200 meter dari perumahan tersebut.

Baca juga: Dekat Kantor Bupati Bungo, Keluarga Ini 7 Tahun Tinggal di Gubuk Reot Tanpa Listrik

Selama tujuh tahun tinggal disana, keluarga ini belum pernah mencicipi bagaimana rasanya hidup dengan penerangan listrik. Untuk penerangan pada malam hari, mereka masih menggunakan lampu togok (teplok) yang menggunakan minyak tanah. Itupun hanya satu. Alasannya untuk menghemat minyak.

Selain kecil dan kumuh, rumah ini juga tidak memiliki MCK yang layak. Untuk mandi dan mencuci, keluarga ini terpaksa meminta air dengan warga yang ada di perumahan.

Mengetahui informasi tersebut, Kapolres Bungo AKBP Guntur Saputro langsung menuju lokasi. Dia datang dengan membawa tim vaksinasi Covid-19.

Kata Guntur, hatinya sangat tersentuh melihat kondisi kehidupan keluarga ini. Apalagi mereka hidup di gubuk yang tak layak huni.

"Tahap awal kita akan alirkan listrik ke rumah tersebut, karena selama ini mereka tidak hidup tanpa aliran listrik," kata Guntur, Kamis (3/12).

Baca juga: Mayat dengan Kondisi Kaki dan Tangan Terikat di Bungo, Guntur: Sekarang Petugas Masih di Lokasi

Selain memasukkan aliran listrik, recana rumah tempat dia tinggal juga akan direhab.

"Kalau bisa kita masukkan program bedah rumah. Tapi gubuk ini berdiri di atas lahan orang. Posisinya dia numpang," imbuhnya.

Meski hidup penuh kekurangan, Windra tak pernah mengeluh dengan kondisinya. Dia tak pernah meminta ataupun menyuruh anak istrinya mengemis di jalanan untuk mendapatkan uang. Apapun rezeki yang didapat, harus dinikmati.

Meski hidup dengan serba kekurangan, semua anak Windra tak ada yang putus sekolah. Windra memiliki enam orang anak. Anak tertuanya berusia 17 tahun yang saat ini bekerja disebuah bengkel, yang kedua masih sekolah kelas IX, anak ketiga dan keempat masih SD dan anak kelima dan enam belum sekolah.

Kapolres menyebut jika melihat dari potensi anak dari Windra, dirinya akan melatih untuk bergabung dengan Polri.

"Postur tubuh pas. Tinggal dibina saja. Mudah-mudahan bisa lolos jadi Polwan," kata Guntur lagi. (*)

Sumber: Tribun Jambi
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved