KISAH Adriano, Striker Mematikan Inter Milan yang Karirnya Runtuh Karena Depresi
Berikut artikel tentang Adriano, Striker Mematikan Inter Milan yang Karirnya Runtuh Karena Depresi
Penulis: Andreas Eko Prasetyo | Editor: Heri Prihartono
"Ketika mendapatkan telepon soal kematian ayahnya, kami berada di kamar. Dia (Adriano) membanting telepon dan mulai berteriak dengan cara yang tidak bisa dibayangkan," ungkap Zanetti kepada TuttoMercato pada 2017 lalu.
"Sejak saat itu, Massimo Moratti (Presiden Inter Milan) dan saya memperlakukannya sebagai adik. Dia terus bermain sepak bola, mencetak gol dan mendedikasikan golnya untuk ayahnya dengan menunjuk langit. Namun, setelah panggilan telepon itu, tidak ada yang sama seperti sebelumnya."
Kegagalan menjaga Adriano pun diakui Zanetti sebagai kekalahan terbesar dalam karier legenda Inter Milan tersebut.
"Kami tidak bisa menariknya keluar dari terowongan depresi. Itu adalah kekalahan terbesar saya. Saya merasa tidak berdaya."
Pada 2018 lalu, Adriano membuat pengakuan bahwa ia merasa begitu menderita setelah kehilangan sosok ayah.
"Hanya saya yang tahu betapa besar penderitaan yang saya rasakan. Kematian ayah telah menghadirkan kekosongan besar dalam hidup saya dan merasa sangat kesepian," ungkapnya, dikutip Football Italia.
"Segalanya menjadi semakin buruk karena saya mengisolasi diri sendiri. Saat itu di Italia, saya sendirian, sedih, dan depresi, yang membuat saya mulai minum alkohol."
"Saya hanya merasa bahagia ketika minum dan melakukannya setiap malam yang membuat saya harus meninggalkan Inter Milan," pungkasnya.
(Tribunjambi.com/Eko Prasetyo/Kompas.com)