Pengamat: KPU Jambi Harus 'Bersih-bersih'
Komisi Penyelenggara Pemilu (KPU) dari tingkat Kabupaten Kota hingga di tingkat Provinsi Jambi harus "bersih-bersih".
Penulis: Samsul Bahri | Editor: Teguh Suprayitno
Laporan Wartawan Tribun Jambi Samsul Bahri
TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI-Komisi Penyelenggara Pemilu (KPU) dari tingkat Kabupaten Kota hingga di tingkat Provinsi Jambi harus "bersih-bersih".
Hal ini disampaikan oleh Dr. Pahrudin HM, M.A, Analis Politik Universitas Nurdin Hamzah Jambi saat dikonfirmasi, Minggu (14/11).
Ia menyebut bahwa kasus yang melibatkan penyelenggaran pemilu dalam hal ini KPU sudah tiga kali terjadi di Jambi. KPU Provinsi Jambi, KPU Kabupaten Bungo, dan baru-baru ini KPU Kabupaten Tanjung Jabung Timur.
"Ini bukan kasus pertama dalam konteks penyelenggara pemilunya tersangkut kasus meskipun beda-beda. Tapi apapun itu ada masalah integritas pada penyelenggara pemilu kita ini. KPU harusnya ini jadi momentum bersih-bersih," ungkapnya.
Ditambahkan oleh Pahrudin bahwa untuk "bersih-bersih" hal utama yang harus dilakukan yaitu dimulai dari tahapan seleksi anggota. Pahrudin menilai bahwa selama ini yang dilakukan dalam proses seleksi terkesan memiliki afiliasi dengan organisasi tertentu.
Pahrudin berharap, KPU sebagai leading sektor sebagai penyelenggara yang baik dan berkualitas. Untuk itu harus di dukung dengan orang-orang yang berkualitas.
Baca juga: Anggota KPU Tanjabtim Bermasalah, Pengamat: KPU Provinsi Jambi Harus Segera Bertindak
"Bersih-bersih ini bisa dimulai dari tahap seleksi anggota sangat penting harus mulai lebih diperketat. Selama ini kesannya penyelenggara pemilu punya afiliasi dengan organisasi tertentu," katanya.
"ke depan tidak lagi mengedepankan itu (afiliasi) tetapi integritas, kapasitasnya ini yang jadi penentu. Afiliasi itu yang kesekian lah itu," tambahnya.
Ia menyebut bahwa dalam konteks saat ini citra positif negatif itu sangat perlu apalagi ini pemilu. Tidak terkait dengan yang bersangkutan tapi intinya secara umum penyelenggara pemilu akan tercoreng.
"Kita minta tolong ini yang terakhir, jadi jangan main-main. Meskipun kalau nanti tidak terbukti tapi citra di masyarakat sudah buruk," pungkasnya.