Renungan Kristen

Renungan Harian Kristen - Kasih Tuhan yang Melampaui Akal Budi

Kasih Tuhan yang Melampaui Akal Budi Bacaan ayat: 1 Tawarikh 16:34 (TB) Bersyukurlah kepada TUHAN, sebab Ia baik! Bahwasanya untuk selama-lamanya kas

Editor: Suci Rahayu PK
Instagram @ferinugroho77
Pdt Feri Nugroho 

Kasih Tuhan yang Melampaui Akal Budi

Bacaan ayat: 1 Tawarikh 16:34 (TB) Bersyukurlah kepada TUHAN, sebab Ia baik! Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya.

Oleh Pdt Feri Nugroho

"Mah, aku mau menikah dengan dia!", seru seorang gadis kepada ibunya. "Nah, Dik. Mengapa memilih dia? Bukankah yang beberapa waktu lalu main ke rumah lebih ganteng?", sahut ibunya. "Enggak, Mah! Kami sudah putus. Tidak jadi." jawab anak gadisnya.

"Yang kemarin lebih ganteng lho.. ", goda ibunya. "Mama ini..! Yang ini baik Mah, dan punya komitmen untuk nikah." Jawabnya dengan semangat.

Mengapa harus bersyukur kepada Tuhan? Apakah Tuhan memerlukan syukur kita untuk menjaga keberadaan-Nya sebagai Tuhan yang sudah berkarya?

Syukur adalah rasa terima kasih kepada Tuhan. Jika ucapan terima kasih dikaitkan dengan relasi sesama manusia, maka ucapan terima kasih menjadi pelajaran penting yang diajarkan dari generasi ke generasi.

Bagi yang menerima ucapan terima kasih, ucapan tersebut dapat menjadi wujud pengakuan atas apa yang telah dilakukannya.

Sementara bagi yang mengucapkan ucapan terima kasih, ucapan tersebut menjadi tanda penghargaan atas apa yang diterimanya.

Dalam hal ini relasi menjadi semakin baik dan harmonis.
Menjadi berbeda dengan rasa syukur.

Bersyukur didasarkan pada kesadaran akan ketidakberdayaan diri dan memerlukan pihak lain untuk menolong. Hal ini terkait dengan situasi diluar kendali dan kemampuan diri untuk mengatasinya.

Dalam situasi tersebut, seseorang menemukan karya Tuhan yang ajaib. Bahwa Ia berkenan bertindak untuk menolong memberikan jalan keluar sesuai dengan apa yang diharapkannya.

Faktanya, bukan perkara mudah untuk bersyukur. Kemampuan manusia dalam mengatasi segala sesuatu membuat banyak orang berfikir bahwa apa yang terjadi dalam kehidupannya adalah hasil jerih lelah dan upaya diri.

Andaikan ada peristiwa yang ajaib, dinilai sebagai peristiwa alam yang sudah biasa terjadi secara tidak terduga.

Mungkin cukup sekali waktu saja seseorang melihat karya Tuhan, jika itu berkaitan dengan hal supranatural. Sementara jika terkait peristiwa sehari-hari, dinilai sudah menjadi hal yang biasa terjadi.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved