Militer Indonesia
Kisah Mencekam 1958 Kopassus Tumpas Pemberontak Permesta yang Dipersenjatai AS
Berikut kisah RPKAD (Kopassus) berhadapan dengan pemberontak Permesta di tahun 1585
TRIBUNJAMBI.COM - Sejarah Indonesia mencatat RPKAD (sekarang Kopassus) berapa kali harus menghadapi ujian melawan pemberontak yang melawan kedaulatan negara.
Kisah itu berawal saat Letnan I Udara Penerbang Nurasid Wahyu, pilot Maskapai Penerbangan Garuda Indonesia, diperbantukan dalam peperangan (satuan Wing Garuda) untuk mengangkut pasukan Resimen Para Komando Angkatan Darat (RPKAD) dari Jakarta menuju Ambon.
Pasukan RPKAD didaratkan ke Sulawesi menggunakan kapal perang untuk menumpas Permesta (Perjuangan Rakyat Semesta).
Selain C-47 yang diterbangkan Letnan Nurasid, juga dikerahkan satu C-47 yang diterbangkan oleh Kapten Udara Penerbang Dick Suharsono yang juga Komandan Skuadron III.
Kedua C-47 terisi penuh pasukan RPKAD.
Jika dalam penerbangan ternyata menghadapi ancaman dari pesawat-pesawat tempur AUREV, kedua C-47 dIminta untuk menghindar karena sebagai pesawat transport kedua C-47 tidak bersenjata.
Sedangkan jika menghadapi cuaca buruk, para penerbang dipersilakan menilai keadaan dan dalam kondisi darurat untuk mendarat di pangkalan udara terdekat.
Demi menjaga kerahasiaan, kedua C- 47 AURI berangkat dari Pangkalan Udara Morotoi pada sore hari sehingga akan tiba di Lapangan Udara Pattimura pada malam hari.
Kedatangan pasukan RPKAD di Ambon pada malam hari itu dengan alasan banyaknya simpatisan Permesta juga berada di Ambon.
Pasukan RPKAD yang mendarat di Ambon, oleh pasukan lokal yang masih pro pemerintah RI, juga bisa jadi dianggap pasukan Permesta.
Pendaratan pasukan RPKAD bersenjata lengkap dan siap tempur itu tetap mengandung risiko diserang.
Penerbangan kedua C-47 dari sisi prosedur operasi pemindahan pasukan lewat udara juga memiliki resiko tinggi karena tidak dikawal oleh pesawat-pesawar tempur AURI, sehingga jika disergap oleh pesawat tempur AUREV tidak bisa berbuat banyak.
Dipilihnya penerbangan malam, yang dilakukan secara rahasia, kemungkinan disergap pesawat AUREV juga kecil sehingga keselamatan pasukan yang diangkut juga lebih terjamin.
Saat penerbangan dua C- 47 dari Morotai mulai mendekati Ambon, cuaca gelap dan gemuruh halilintar langsung menyergap.
Cuaca buruk itu sebenarnya bisa dilalui C-47 yang bermesin baling-baling asal tidak terjebak oleh awan badai.