Manchester United

Jose Mourinho Sebut Diri Lebih dari Pelatih di Roma, Kenang Masa Emas di Inter Milan

Setelaj Real Madrid Man Utd hingga Inter Milan, kini Jose Mourinho dipercaya menukangi AS Roma di Stadion Olimpico

Penulis: Mareza Sutan AJ | Editor: Leonardus Yoga Wijanarko
IG Jose Mourinho
Jose Mourinho merupakan mantan pelatih klub besar seperti Real Madrid, Manchester United, Inter Milan, hingga FC Porto. 

TRIBUNJAMBI.COM - Jose Mourinho merupakan mantan pelatih klub besar seperti Real Madrid, Manchester United, Inter Milan, hingga FC Porto.

Kini dia dipercaya menukangi AS Roma di Stadion Olimpico, tempat klub asal ibu kota Italia itu bermarkas.

Namun saat ini, pelatih Jose Mourinho itu mengatakan dia merasa lebih seperti pelatih, bahkan jika hal itu dibandingkan ketika dia memenangkan treble dengan Inter pada 2009/2010.

Menurutnya, banyak perkembangan yang dia temukan selama berkiprah di AS Roma.

Giallorossi--julukan AS Roma--kini berada di urutan keempat di Serie A dengan 15 poin dari tujuh pertandingan di bawah Mourinho.

Mereka memasuki jeda internasional dengan kemenangan beruntun melawan Zorya di UEFA Europa Conference League dan Empoli di Serie A.

Mourinho telah memenangkan Liga Champions dua kali, bersama Inter dan FC Porto.

Selain itu, dia juga telah meraih tiga gelar Liga Premier, tiga trofi La Liga, dan dua scudetto selama karirnya.

Juru taktik asal Portugal juga telah empat kali dinobatkan sebagai pelatih terbaik di dunia.

Namun, dia percaya bahwa, dia bahkan lebih baik pada 2021/2022.

Baca juga: Kiper Real Madrid Sebut Italia vs Belgia Tidak Berguna, Prediksi UEFA Nations League

Baca juga: CEO Inter Milan Ungkap Pernah Incar Dusan Vlahovic dari Fiorentina Namun Gagal Terwujud

“Saya merasa lebih seperti seorang pelatih hari ini daripada 10 atau 20 tahun yang lalu,” kata Mourinho kepada Esquire Italia, Sabtu (9/10/2021) WIB.

“Jika seorang pelatih tidak berkembang, itu karena dia telah kehilangan gairah dan telah kehilangan mentalitas yang membantunya berkembang setiap hari."

Menurutnya, pekerjaan sebagai seorang pelatih bukan hanya soal usia.

“Ini bukan pekerjaan di mana usia adalah fundamental atau bentuk fisik. Ini kebalikan dari pemain."

"Pengalaman hanya bisa membuat Anda lebih baik. Saya hanya memikirkan pertandingan berikutnya."

"Semua pertandingan yang telah saya mainkan dan semua trofi yang telah saya menangkan ada di saku saya.

"Saya akan punya waktu untuk melihatnya ketika saya selesai. Sekarang, saya hanya ingin memikirkan pertandingan berikutnya.”

Mourinho menggantikan Paulo Fonseca di Olimpico musim panas ini dan memiliki awal yang fantastis musim ini bersama Roma.

Ahli taktik asal Portugal itu mengakui bahwa dia akan senang untuk menang bersama Giallorossi dan memberikan sesuatu kembali kepada para penggemar yang bersemangat di ibukota Italia.

"Saya ingin memberikan gelar kepada klub, karena klub hidup dari gelar, gelar meningkatkan gairah para penggemar," tambah Mourinho.

“Saya mengerti bahwa cinta untuk Roma melampaui piala, itu adalah gairah abadi."

“Tetapi kemenangan itu hilang, dan kami sedang membangun sebuah proyek untuk tiba."

"Jika (kemenangan) datang bersamaku, itu akan sempurna. Jika tidak, akan indah untuk berkontribusi pada pembangunan masa depan, impian semua orang.”

Mourinho ditanya tentang stadion favoritnya di Italia dan harus memilih San Siro, karena sejarah yang dia buat bersama Inter di Milan.

“Jika saya harus memilih, saya harus mengatakan San Siro,” lanjut Mourinho. “Di situlah saya menulis sejarah. Di Roma berbeda, saya tinggal di tengah, itu juga membantu saya memahami betapa istimewanya itu.”

Baca juga: Eden Hazard Absen di Laga Italia vs Belgia, Dalam Perebutan Juara 3 UEFA Nations League

Baca juga: Opsi Lini Serang AC Milan Banyak Pilihan Setelah Giroud dan Ibrahimovic Kembali

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved