Militer Indonesia
Kisah Kopassus Dikepung Suku Pedalaman Lembah X, Ini yang Terjadi Selanjutnya
Berikut artikel yang membahas tentang Kopassus, Komando Pasukan Khusus (RPKAD) saat diterjunkan di lembah x
Sebab meski bersenjata lengkap para personel RPKAD dan Kodam Cenderawasih dilarang melepaskan tembakan kecuali dalam kondisi sangat terpaksa.
Semua tim akhirnya melakukan penerjunan dengan selamat.
Begini Suasana Sengit Pertempuran di Timor Timur, 30 Prajurit ABRI Berangkat, Cuma 9 Orang Selamat (Istimewa/Warta Kota)
Tapi Lettu Sintong yang seharusnya mendarat di padang ilalang yang lokasinya jauh dari perkampungan suku terasing justru mendarat di tengah kampung.
Komandan RPKAD itu langsung dikepung oleh warga yang hanya mengenakan koteka sambil mengacungkan tombak, panah, dan kapak batu.
Ketika menghadapi bahaya dan masih terbayang, secara reflek Sintong memindahkan posisi senapan AK-47 di bahu ke posisi di depan dada serta mengokangnya.
Sintong terkejut ketika melihat senapan AK-47-nya ternyata tanpa magazin karena terjatuh saat terjun.
Dengan kondisi senapan AK-47-nya tanpa peluru maka Sintong mencari cara menghadapi warga suku terasing yang terus memandanginya secara curiga sambil mengacungkan semua senjata tradisional itu.
Sintong melihat jika magazin tempat peluru yang jatuh sedang ditendang-tendang oleh seorang pemuda yang merasa bingung dengan benda asing itu.
Ternyata mengambil magazin dan memberikannya kepada Sintong.
Hal itu pertanda bahwa warga suku itu ingin bersahabat.
Sintong membiarkan saja ketika sejumlah warga suku menyentuhnya, lalu memeganginya, untuk memastikan bahwa ‘manusia burung’ yang jatuh dari langit itu masih hidup dan merupakan manusia seperti mereka.
Awalnya diliputi oleh perasaan was-was semua tim ekspedisi ternyata diperlakukan secara bersahabat.
Akhirnya mereka bisa berinteraksi secara normal dengan suku terasing itu.
Sebagai suku terasing dan menggunakan bahasa yang saat itu tidak bisa dipahami, semua anggota tim ekspedisi belajar keras memahami bahasa setempat dengan cara mencatatnya.