TNI Disorot DPR Karena Dianggap Tak Jujur pada Presiden Jokowi, Ini Masalahnya
Anggota Komisi I DPR RI Effendi Simbolon menyesalkan sikap prajurit TNI yang dinilai tak jujur saat menyampaikan laporan ke Presiden Jokowi.
TRIBUNJAMBI.COM, JAKARTA-TNI mendapat sorotan tajam dari anggota DPR RI karena dinilai tidak jujur saat menyampaikan laporan pada Presiden Joko Widodo.
Anggota Komisi I DPR RI Effendi Simbolon menyesalkan sikap prajurit TNI yang dinilai tak jujur saat menyampaikan kondisi di lapangan ihwal pertahanan negara kepada Presiden Jokowi.
Menurut politisi PDIP itu kondisi pertahanan Indonesia saat cukup memprihatinkan karena terbatasnya infrastruktur dan sumber daya manusia (SDM) dan hal itu menjadi rahasia umum.
Seperti diketahui, saat perayaan upacara HUT ke-76 TNI, Selasa (5/10/2021), seorang prajurit TNI melaporkan kondisi pertahanan negara kepada Kepala Negara.
"Seremonial upacara HUT kelihatan rapi, bersih, semua laporan tadi 'siap laksanakan' 'baik'. Gue bilang kamu harus laporan apa adanya ke Presiden, mana mungkin Miangas dijaga hanya sepuluh orang," ujar Effendi kepada wartawan, Selasa (5/10/2021).
Ia mengaku heran mengaapa lembaga TNI justru terkesan tak jujur saat melaporkan kondisi pertahanan negara kepada Presiden Jokowi. Sementara, dirinya sudah berusaha untuk membela institusi tersebut agar bisa disegani di mata dunia internasional.
"Kalian kalau mau dibela, mbok ketika kalian tampil di publik, apalagi dengan Pak Presiden, jujur juga dong. Ketika di DPR kalian kami bela, ketika ketemu Presiden, kalian semua bilang siap, kalian bilang cukup. Ya kalau cukup, jalan apa adanya," kata Effendi.
Sebelumnya, Prajurit TNI yang bertugas di Laut Natuna melaporkan kepada Presiden Jokowi bahwa beberapa kapal dari China dan Amerika sempat melintas di perairan Indonesia di Natuna.
Baca juga: Bakamla Klarifikasi soal Ribuan Kapal Asing Masuk Laut Natuna Utara
Baca juga: Natuna Mau Diserobot China, TNI Sampai Sepakati Kerjasama Sama Negara Ini Demi Gebuk Kapal Tiongkok
Baca juga: Natuna Masih Tak Aman dari China Bila TNI AL Cuma Punya 2 Fregat, Wajib Punya Kapal Perang Besar
Laporan tersebut disampaikan oleh Laksamana Pertama TNI Dato Rusman selaku Komandan Gugus Tempur Laut Koarmada 1 dari daerah operasi Laut Natuna Utara kepada Jokowi saat acara upacara HUT Ke-76 TNI di Halaman Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (5/10/2021).
Namun, kata Dato, situasi di Laut Natuna masih aman. Kapal-kapal China dan Amerika yang dimaksud itu hanya melintas.
"Izin melaporkan bahwa situasi perairan laut Natuna dan sekitarnya saat ini dalam keadaan aman dan kondusif," kata Dato kepada Presiden Joko Widodo secara daring, Selasa (5/10/2021).
Saat menyampaikan laporannya, Dato sedang berada di atas KRI Multatuli 561 sebagai kapal markas Guspurla Koarmada 1 yang saat ini sedang melaksanakan operasi siaga tempur laut dengan kekuatan 6 KRI.
Ia mengatakan, kondisi prajurit yang bertugas di wilayah Natuna dalam keadaan sehat. "Mohon izin bapak presiden kami laporkan juga bahwa seluruh prajurit saat ini dalam keadaan sehat walafiat."
"Dengan semangat motivasi dan dedikasi pengabdian yang tinggi untuk menjaga dan menegakkan kedaulatan maritim di seluruh wilayah yurisdiksi nasional Indonesia," kata Dato.
Selanjutnya, Presiden Jokowi menanyakan terkait kapal-kapal yang masuk ke wilayah Natuna.
"Tidak ada kapal asing yang masuk ke perairan kita?" tanya Presiden Jokowi.
Dalam kesempatan itu, Dato menjelaskan, ada kapal-kapal dari China dan Amerika Serikat yang melintas.
"Untuk hari ini, ada kapal yang masuk. Namun, melaksanakan lintas laut internasional dan dalam keadaan aman, yaitu kapal-kapal dari China dan kapal-kapal dari Amerika. Semua dalam keadaan aman dan kondusif," ujar Dato.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jambi/foto/bank/originals/effendi-simbolon-istimewa-a.jpg)