Militer Indonesia

Kisah 4 Danjen Kopassus Legendaris, Ada Sosok Prabowo Subianto

Artikel ini membahas tentang Danjen Kopassus atau Komando Pasukan Khusus di antaranya Prabowo Subianto

Editor: Heri Prihartono
Istimewa/Tribunjambi.com
Kopassus dipimpin oleh seorang Komandan Jenderal atau Danjen Kopassus. 
TRIBUNJAMBI.COM - Kopassus merupakan pasukan elite terbaik yang dimiliki TNI Angkatan Darat, Indonesia.

Kopassus dibekali dengan  kemampuan khusus seperti bergerak cepat di setiap medan, menembak dengan tepat, pengintaian, dan anti teror.

Di masa lalu, sejumlah operasi Kopassus diantaranya adalah operasi penumpasan DI/TII, operasi militer PRRI/Permesta, Operasi Trikora, Operasi Dwikora, penumpasan G30S/PKI, Pepera di Irian Barat, Operasi Seroja di Timor Timur, operasi pembebasan sandera di Bandara Don Muang-Thailand (Woyla), Operasi GPK di Aceh, operasi pembebasan sandera di Mapenduma, operasi pembebasan sandera perompak Somalia, serta berbagai operasi militer lainnya.

Kopassus berawal dari  tanggal 16 April 1952, Kolonel A.E. Kawilarang mendirikan Kesatuan Komando Tentara Territorium III/Siliwangi (Kesko TT).

Ide pembentukan pasukan elite ini berasal dari pengalamannya menumpas gerakan Republik Maluku Selatan (RMS) di Maluku. Saat itu A.E.

Kawilarang meneruskan ide Letkol Slamet Riyadi (Brigjen Anumerta) yang merasa kesulitan menghadapi pasukan komando RMS.

A.E. Kawilarang mewujudkan cita-cita untuk mendirikan pasukan komando yang dapat bergerak tangkas dan cepat.

Selama terbentuk telah mengalami 31 pergantian  kepemimpinan mulai dari dipimpin seorang Mayor hingga kini dipimpin oleh perwira tinggi berpangkat Mayjen atau Jenderal bintang dua.

Komandan Kopassus disebut Komandan Jenderal (Danjen) Kopassus.

Berikut ini Tribunjambi.com kisahkan 4 Danjen Kopassus yang namanya melegenda.

1. Mayor Idjon Djanbi

Mantan Prajurit komando Belanda ini yang pertama kali melatih pasukan khusus TNI yang sekarang dikenal Kopassus.

Mantan prajurit komando Belanda  tersebut  pertama kali mengasah mental dan fisik anggota TNI AD terpilih untuk kmeudian dilatih menjadi prajurit tangguh berkualifikasi komando.

Mochammad Idjon Djanbi terlahir di desa kecil Boskoop, 13 Mei 1914 dengan nama Rokus Bernardus Visser.

Visser memiliki pengalaman dalam Perang Dunia II tahun Tahun 1940 ia masuk dinas militer sukarela Tentara Sekutu yang berperang melawan Jerman.

September 1944 dia merasakan operasi tempurnya yang pertama bersama pasukan Sekutu dalam Operasi Market Garden.

Pasukan tempat Visser bertugas termasuk bagian Divisi Lintas Udara 82 Amerika Serikat.

Pendidikan komando  Visser ditempuhnya di Commando Basic Training di Achnacarry di pantai Skotlandia yang tandus, dingin dan tak berpenghuni.

Berhasil  menjalani latihan khusus yang keras dan berat, ia berhak menyandang brevet Glider (baret hijau).

Sedangkan baret merah didapatkan setelah  melalui pendidikan komando di Special Air Service (SAS), pasukan komando Kerajaan Inggris yang sangat legendaris.

Visser juga mengantongi lisensi penerbang PPL-I dan PPL-II. Plus juga menjalani pendidikan spesialisasi Bren, pertempuran hutan, dan belajar bahasa Jepang.

Visser kemudian mengikuti Sekolah Perwira karena dia  dianggap berprestasi.

Lalu dia  bergabung dengan Koninklij Leger untuk memukul Jepang di Indonesia, meski Jepang keburu mundur dari Indonesia sebelum pasukan Visser sempat dikirim.

Suatu hari di tahun 1951, rumah Idjon Djanbi kedatangan perwira muda yakni  Letnan Dua Aloysius Sugianto dari Markas Besar Angkatan Darat (MBAD).

Dalam pertemuan itu Idjon Djanbi ditawari posisi  sebagai pelatih tunggal untuk melatih komando di pendidikan CIC II (Combat Inteligen Course) Cilendek, Bogor.

Akhirnya Idjon Djanbi bersedia sebagai pengajar sipil selama masa pendidikan tiga bulan.

2. Kolonel Inf Sarwo Edhie Wibowo

Kolonel Sarwo Edhie Wibowo adalah pemimpin pasukan Resimen Para Komando Angkatan Darat (RPKAD) atau Kopassus saat penumpasan PKI.

Sarwo Edhie ditugaskan melakukan pembersihan terhadap PKI di Jakarta dan wilayah pulau Jawa.

Sarwo Edhie saat jadi Danjen Kopassus sukses berhasil merebut kembali Pangkalan Udara dari tangan PKI dan gerombolannya.

3. Brigjen Sintong Pandjaitan

 Sintong Pandjaitan merupakan sosok yang sangat disegani di Kopassus.

Dia menjabat sebagai Danjen Kopassus pada Mei 1985 hingga Agustus 1987.

Keberhasilan Sintong adalah  saat operasi pembebasan penyanderaan pesawat Garuda Woyla pada 19 Maret 1981.

Pengalaman tempur Sintong Panjaitan cukup banyak.

Sintong juga merupakan perwira TNI yang ikut dalam penumpasan PKI, Sintong juga termasuk yang terjun dalam upaya membujuk kepala-kepala suku di Irian Barat untuk memilih bergabung bersama Indonesia dalam Penentuan Pendapat Rakyat.

4. Mayjen TNI Prabowo Subianto

Prabowo Subianto Djojohadikusumo saat ini sebagai Menteri Pertahanan.

Prabowo  pernah terjun di dalam berbagai operasi militer yang dilakukan oleh TNI diantaranya Operasi Seroja di timor Timur, Operasi Pembebasan Sandera Mapenduma.

Karir Prabowo  termasuk orang yang cemerlang di satuannya pada usia ke 26 beliau sudah bertugas sebagai komandan Pleton Group 1 Kopassandha.

Prabowo termasuk  bagian dalam Operasi Tim Nanggala di Timor-timur yang merupakan salahsatu Provinsi Indonesia dulunya, kompi Prabowo yang saat itu berhasil menemukan target yaitu Nicolau Lobato Presiden Fretilin pada 1978.

Kompi Prabowo sukses menangkap Xanana Gusmao yang merupakan Pemberontak dan juga Presiden pertama di Timor Leste.

Pada tahun 1996 Prabowo Subianto juga tuai kesuksesan ketika memimpin pasukan dalam misi penyelamatan sandera oleh OPM (Operasi Papua Merdeka) yang berencana menukarkan sandera tersebut dengan kemerdekaan papua.

BACA ARTIKEL KOPASSUS LAINNYA DI SINI

Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved