Materi Khutbah Jumat
Khutbah Jumat Singkat Bertema " Cara Memuliakan Tetangga Dalam Islam"
Artikel ini membahas tentang materi Khotbah Jumat, Khutbah Jumat, Khutbah Jumat singkat tentang cara memuliakan tetangga.
Dalam hadits yang lain, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjelaskan tentang betapa pentingnya kedudukan tetangga. Beliau bersabda,
مَا زَالَ جِبْرِيلُ يُوصِينِى بِالْجَارِ حَتَّى ظَنَنْتُ أَنَّهُ يُوَرِّثُهُ
“Jibril senantiasa berpesan kepadaku (untuk berbuat baik) dengan tetangga. Sampai aku mengira bahwasanya dia akan memberikan hak waris kepada tetangga.” [HR. al-Bukhari dan Muslim].
Subhanallah… Malaikat yang paling agung mengulang-ulang wasiatnya kepada Rasul yang paling mulia tentang permasalahan terkait tetangga. Sampai-sampai Nabi menyangka tentangga memiliki bagian dari hak anak, yaitu warisan.
Cara berbuat baik kepada tetangga adalah memberi mereka masakan yang kita masak. Hal itu diajarkan Rasulullah kepada sahabatnya, Abu Dzar al-Ghifari radhiallahu ‘anhu. Beliau bersabda,
يَا أَبَا ذَرٍّ إِذَا طَبَخْتَ مَرَقَةً فَأَكْثِرْ مَاءَهَا وَتَعَاهَدْ جِيرَانَكَ
“Wahai Abu Dzar, apabila kamu memasak sayur (daging kuah) maka perbanyaklah airnya (kuah) dan berilah tetanggamu.” [HR. Muslim].
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berwasiat kepada para wanita Muslimah untuk berbuat baik kepada tetangga. Beliau bersabda,
يَا نِسَاءَ الْمُسْلِمَاتِ لاَ تَحْقِرَنَّ جَارَةٌ لِجَارَتِهَا وَلَوْ فِرْسِنَ شَاةٍ
“Hai kaum muslimat, janganlah seseorang tetangga itu meremehkan pemberian untuk tetangganya, sekalipun yang diberikan hanya berupa kikil kambing.” [HR. Muslim].
Perbuatan ihsan yang lebih mendalam yakni sabar dari gangguan tetangga. Karena kita hidup berdampingan, terkadang muncul hal-hal yang tidak kita suka dari tetangga. Baik dari kepala rumah tangga atau anak tetangga tersebut. Menghadapi situasi seperti itu kunci utamanya adalah harus bersabar.
Kedua: Tidak menyakiti tetangga.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
وَاللَّهِ لَا يُؤْمِنُ وَاللَّهِ لَا يُؤْمِنُ وَاللَّهِ لَا يُؤْمِنُ قِيلَ وَمَنْ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ الَّذِي لَا يَأْمَنُ جَارُهُ بَوَايِقَهُ
“Demi Allah, tidak beriman, demi Allah tidak beriman, demi Allah tidak beriman.” Ditanyakan kepada beliau; “Siapa yang tidak beriman wahai Rasulullah?” beliau bersabda: “Yaitu orang yang tetangganya tidak merasa aman dengan gangguannya.” [HR. al-Bukhari].