WIKIJAMBI

Potensi Kepayang di Sarolangun Tak Hanya Digunakan Sebagai Minyak Goreng, Juga Kaya Antioksidan

Berita Sarolangun-Dalam seloko adat, pohon kepayang dipercayai oleh masyarakat telah diamanahkan oleh leluhur untuk dijaga dan dilestarikan.

Penulis: Rifani Halim | Editor: Nani Rachmaini
ist/arsip KPHP Limau unit Hulu VII Sarolangun
Proses produksi buah kepayang di tangan terampil warga Batang Asai dan Limun Sarolangun, sebagian beras proses buah hingga menjadi produk dilakukan dengan alat tradisional. 

Hal tersebut dikarenakan enam dari 10 kelompok gagal panen, disebabkan oleh cuaca tak menentu.

Kelompok tani hutan yang terdiri dari 10 KTH tersebut yakni, di desa Raden Anom, Muaro Cuban, Bukit Berantai, dan desa Napal Melintang, Meribung bukit bulan kecamatan Limun.

"Dari empat kelompok tani hutan ini kita dapatkan satu kelompok 50 kilogram minyak, hingga September ini."

"Mereka biasanya tidak untuk dijual semua kepada koperasi yang telah dibentuk, mereka biasanya 50/50 persen."

"Separuhnya untuk digunakan pribadi," kata misriadi, sambil menunjuk produk kepayang berbentuk sambun.

Di Indonesia, banyak memiliki pohon kepayang, hutan Sumatera, Sulawesi, Kalimantan dan di Jawa hampir semua memiliki pohon kepayang.

Minyak Kepayang, merupakan minyak satu- satunya yang ada di Indonesia. Sarolangun satu-satunya kabupaten yang memproduksi buah kepayang sebagai produk hasil hutan di Indonesia hingga menimbulkan rasa menjaga alam dan memiliki nilai ekonomi.

Ini tentunya, menjadi produk kebanggaan bagi masyarakat hulu kabupaten Sarolangun, Jambi.

(Tribun Jambi/rifani halim)

Baca juga: Kebakaran Lahan di Sarolangun, 1,2 Hektar Lahan Warga Ludes Dilalap Api

Baca juga: WIKIJAMBI Mengenal Syaikh Utsman Tungkal, Namanya Dicatut Menjadi Nama Masjid Megah di Tungkal

Baca juga: WIKI JAMBI Menyibak Sosok M Fadhil Arief, Sang Birokrat yang Berkhidmat untuk Batanghari

Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved