Kisah Petugas Pemakaman Covid-19 di Kota Jambi Menguburkan Jenazah hingga Dini Hari
Cerita Kardi dan Siswanto yang harus berjibaku mulai pagi hingga dini hari karena harus memakamkan 14 jenazah pasien Covid-19 dalam sehari.
Penulis: Danang Noprianto | Editor: Teguh Suprayitno
Itu merupakan hal yang sangat berat bagi Kardi, Siswanto dan tim lainnya, harus berpakaian APD lengkap yang sangat tidak nyaman, tenaganya habis terkuras, perasaan sangat lelah dirasakan oleh mereka.
Namun Mereka menyadari ini merupakan tugas yang sudah diberikan kepada mereka, maka tanggung jawab harus terus dilaksanakan.
Setelah selesai sholat idul fitri bukannya bisa ikut merayakan suasana lebaran idul fitri, mereka kembali harus memakamkan jenazah, ada 5 jenazah lagi yang harus mereka makamkan.
Karena kasus meninggal dunia terus bertambah, di bulan Juli mereka telah menguburkan sebanyak 162 jenazah dan pada bulan Agustus ada 174 jenazah Covid-19 yang sudah mereka kuburkan.
Angka yang sangat fantastis, tak terbanyang lelah nya mereka dalam melakukan tugas tersebut.
Cerita lain disampaikan oleh Kardi, saat menguburkan pasien pertama yang meninggal dunia akibat Covid-19.
Ia menceritakan saat itu jenazah dibawa menggunakan ambulan dari Rumah Sakit, tidak ada keluarga yang mendampingi, hanya ia dan tim petugas pemakaman dan satgas Covid-19 yang ada di lokasi.
Pilu ia rasakan, liang lahat digali sangat dalam melebihi kuburan normal, 1 jenazah dimasukan kedalam liang lahat hanya berlapiskan kain kafan, tidak menggunakan kantong jenazah, tidak menggunakan peti jenazah, serta tidak ditutupi dengan papan.
Menetes air mata kardi mengubur jenazah tersebut, ia berdoa semoga jenazah tersebut mendapatkan tempat yang layak di sisi Tuhan.
Namun saat ini Kardi dan Siswanto sudah merasa sedikit lega, karena angka meninggal dunia di Kota Jambi menurut, sudah selama 3 hari tidak ada pasien Covid-19 yang meninggal dunia.
Mereka berharap jangan ada lagi pasien Covid-19 yang meninggal dunia dan pandemi ini bisa segera berakhir.