Hujan Es Merangin

Fenomena Langka di Merangin, Hujan Es Rusak Rumah Warga Pulau Tengah, Inilah Penjelasan Penyebabnya

Hujan es dengan bongkahan besar mengguyur Desa Pulau Tengah, Kecamatan Jangkat, Merangin, Rabu. Penyebab terjadinya hujan es adalah cumulonimbus.

Penulis: Darwin Sijabat | Editor: Suang Sitanggang
ISTIMEWA
Warga menunjukkan bongkahan hujan es di Desa Pulau Tengah, Kabupaten Merangin, Provinsi Jambi, Rabu (15/9/2021) 

TRIBUNJAMBI.COM, BANGKO - Terjadi fenomena langka di Kabupaten Merangin, Provinsi Jambi.

Hujan es dengan bongkahan besar mengguyur Desa Pulau Tengah, Kecamatan Jangkat, Kabupaten Merangin, Rabu (15/9/2021).

Informasi dari warga di sana, hujan es juga disertai angin kencang.

Sejumlah rumah rusak, tanaman warga juga rusak dihanam bongkahan es berbentuk kristal itu.

"Besar bongkahannya beda-beda. Bentuknya bongkahan gitu, besar," kata Sasta M Jaya, warga Pulau Tengah.

Dia mengatakan peristiwa hujan es ini sekitar pukul 13.00 WIB.

Hujan es disertai angin kencang terjadi sekitar satu jam.

"Jumlah rumah yang rusak akibat hujan es ini belum bisa dipastikan," katanya.

Demikian juga dengan tanaman warga yang rusak, belum ada penjelasan resmi dari pihak terkait.

Sementara Tribun masih terus berusaha mendapatkan info lebih lanjut atas peristiwa ini.

Mengapa Bisa Terjadi Hujan Es?

Kepala Bidang Diseminasi Informasi Iklik dan Kualitas Udara BMKG Hary Tirto Djatmiko menjelaskan, fenomena hujan es adalah fenomena cuaca alamiah.

Dia mengatakan hal itu biasa terjadi dan termasuk kejadian cuaca ekstrim.

Kejadian hujan lebat disertai kilat atau petir dan angin kencang berdurasi singkat lebih banyak terjadi pada masa transisi atau musim pancaroba dari musim kemarau ke musim hujan atau sebaliknya.

"Dimungkinkan terjadi pada musim hujan dengan kondisi cuaca sama seperti masa transisi atau pancaroba," ungkap Hary, dikutip dari Kompas.com yang terbit Sabtu 6 Maret 2021.

Dia mengatakan fenomena hujan es atau bisa disebut hail disebabkan adanya awan cumulonimbus.

"Pada awan ini terdapat tiga macam partikel yaitu butir air, butir air super dingin, dan partikel es," terangnya.

Sehingga, hujan lebat yang masih berupa partikel padat baik es atau hail bisa terjadi tergantung dari pembentukan dan pertumbuhan awan Cumulonimbus (CB) itu.

Biasanya awan berbentuk berlapis-lapis seperti bunga kol.

Di antara awan tersebut ada satu jenis awan mempunyai batas tepinya sangat jelas berwarna abu-abu menjulang tinggi yang akan cepat berubah warna menjadi abu-abu atau hitam.

Baca juga: BREAKING NEWS Hujan Es Kristal di Jangkat Merangin Tak Hanya Rusakkan Rumah Warga

Pada awan terdapat beberapa fenomena dalam proses pembentukan dan pertumbuhannya, seperti pergerakan massa udara yang kuat.

Adanya proses pergerakan massa udara naik dan turun yang sangat kuat, dikenal dengan istilah strong updraft and downdraft) di dalam awan CB.

Pergerakan massa udara naik yang kuat bisa membawa uap air naik hingga mencapai ketinggian dimana suhu udara menjadi sangat dingin, hingga akhirnya uap air membeku menjadi partikel es.

Partikel es dan partikel air super dingin akan bercampur dan teraduk-aduk akibat proses updraft dan downdraft hingga membentuk butiran es yang semakin membesar.

Ketika butiran es sudah terlalu besar, pergerakan massa udara naik tersebut tidak akan mampu lagi mengangkatnya sehingga butiran es akan jatuh ke permukaan bumi menjadi hujan es.

Baca juga: VIRAL VIDEO Hujan Es Puncak Gunung Slamet, Begini Penjelasan Resmi BMKG

Baca juga: Mohon Doa, Juara Olimpiade Matematika di Merangin Ini Sedang Berjuang Melawan Tumor Ganas

Baca juga: Polisi Tunggu Hasil Visum Kasus Pembunuhan Plt BPBD Merangin, Rumah Sakit Minta Hasil Dijemput

Sumber: Tribun Jambi
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved