Kisah Sukses

Rahasia Rempeyek Ilham di Kota Jambi Tetap Bertahan Saat Pandemi Covid-19 Melanda

Banyak usaha gulung tikar akibat Pandemi Covid-19. Namun tidak dengan usaha Rempeyek Ilham milik Zaitun warga Kota Jambi ini. Usahanya makin eksis

Penulis: Rahimin | Editor: Rahimin
tribunjambi/rahimin
Zaitun pemilik Rempeyek Ilham (kiri) dan Kemas Faried Alfarelly. Rahasia Rempeyek Ilham di Kota Jambi Tetap Bertahan Saat Pandemi Covid-19 Melanda 

Saat pandemi Covid-19 ini, kata Zaitun, home industri Rempeyek Ilham tetap mengutamakan protokol kesehatan.

Karyawannya memakai masker, menjaga jarak dan selalu mencuci tangan dengan sabum setelah habis membuat produksi peyek.

Zaitun juga menceritakan kenapa peyek buatannya bisa diminati banyak orang. Ada bumbu khas yang dipakai.

"Saya menggunakan bumbu langkok khas Jambi. Itulah peyek saya beda dengan peyek-peyek lainnya. Ini kaya bumbu rempah-rempahnya. Bumbunya itu terasa," ujarnya.

Selain itu, home industri miliknya tidak pakai minyak jelantah. Untuk pemakaian minyak setelah digoreng diganti lagi dengan yang baru.

Selama pandemi home industei ini terus mendongkrak omsetnya. Caranya, dengan banyak mengeluarkan inovasi-inovasi. 

"Makanya banyak membutuhkan karyawan baru. Terus berinovasi agar kita mengeluarkan produk baru," ujarnya ditemui pada Sabtu (4/9/2021) siang.

Menurut Zaitun, hasil produk home industri ini menyasar juga pusat perbelanjaan dan toko-toko di Jambi. 

Pangsa pasarnya lebih banyak di luar Jambi. Bahkan dikirim ke ritel-ritel keluar Provinsi Jambi di berbagai provinsi dalam wilayah Sumatera. Paling banyak dikirim ke Provinsi Lampung.

Dengan banyak varian, harga semuanya tetap sama. Yakni rata-rata Rp 10.000. "Saat pandemi ini, permintaan kita makin meningkat. Sebulan bisa Rp 200 juta omsetnya," ujarnya.

Zaitun mempunyai strategi khusus agar home industrinya ini tetap bertahan saat pandemi Covid-19 ini, yakni dengan memberikan harga terjangkau Rp 5.000. Rata-rata peyek dan tempe goreng yang dijualnya perbungkus Rp 10.000.

Suasana dapur tempat menggoreng di home industri Rempeyek Ilham tetap menerapkan protokol kesehatan.
Suasana dapur tempat menggoreng di home industri Rempeyek Ilham tetap menerapkan protokol kesehatan. (tribunjambi/rahimin)

"Kita juga memberikan harga Rp 5.000. Sehari bisa keluar 200 bungkus. Jika yang beli harga putus, dan ambil banyak harga bisa kita kurangi dan dikasih bonus," ujarnya.

Anggota Komisi 4 DPRD Kota Jambi Kemas Faried Alfarelly yang datang berkungjung, mengakut salut dengan kegigihan Zaitun yang tetap berusaha walau dalam masa pandemi Covid-19.

"Ini patut dicontoh. Walau pandemi, home industri Rempeyek Ilham ini tetap berproduksi dan tetap mempekerjakan banyak orang. Bahkan, karena permintaan meningkat terus menambah karyawan," ujarnya.

Menurutnya, industri kecil menengah (IKM) seperti home industri ini patut dicontoh bagi pengusaha lain. 

Halaman
123
Sumber: Tribun Jambi
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved