AC Milan
Kesaksian Luka Modric tentang Mandzukic, Perang Dingin dengan Penyerang AC Milan
Berita di AC Milan itu langsung menghebohkan jagad, apa lagi Kroasia yang menjadi negara striker 35 tahun itu
Penulis: Mareza Sutan AJ | Editor: Leonardus Yoga Wijanarko
TRIBUNJAMBI.COM - Mario Mandzukic mengumumkan kabar pensiunnya beberapa waktu lalu.
Dia pensiun saat berstatus sebagai penyerang AC Milan.
Berita di AC Milan itu langsung menghebohkan jagad, apa lagi Kroasia yang menjadi negara striker 35 tahun itu, juga tengah panas melakoni Kualifikasi Piala Dunia 2022.
Namun, Mandzukic sudah menyampaikan keputusannya, memilih gantung sepatu dengan sejumlah capaian luar biasa, baik di level negara mau pun klub.
Dia pernah berkarier di berbagai macam klub dan liga.
Pemain Real Madrid yang juga merupakan rekan setimnya di Kroasia, Luka Modric membeberkan kisah mereka.
Modric menjelaskan keretakan yang pernah terjadi antara dirinya dan Mandzukic.
Dia menjelaskan apa yang terjadi dalam autobiografinya berjudul 'The Game'.
Luka Modric dan Mario Mandzukic, yang baru-baru ini mengumumkan pengunduran dirinya dari sepak bola, bermain bersama selama bertahun-tahun di tim nasional Kroasia.
Akan tetapi, hubungan mereka kandas beberapa tahun yang lalu.
Baca juga: Jadwal Siaran Langsung Man United vs Newcastle, Momen Perdana Cristiano Ronaldo
Baca juga: Kualifikasi Piala Dunia Azerbaijan vs Portugal tanpa Cristiano Ronaldo, Siaran Langsung dan Prediksi
Modric menjelaskan apa yang terjadi di antara pasangan yang menyebabkan keretakan di antara mereka selama bertahun-tahun.
"Mario adalah pria yang istimewa. Dia terkadang terlihat pemarah dan suasana hatinya sedang buruk."
"Siapa pun yang tidak mengenalnya dengan baik akan berpikir bahwa dia benar-benar murung," tulis Modric. "Selama ini saya mengenalnya sebagai pria hebat, dengan hati yang luar biasa."
"Dia sangat saya sayangi sejak hari pertama, meskipun butuh waktu lama untuk memahami seperti apa dia."
"Kami menghabiskan banyak waktu bersama di tim nasional."
Modric kemudian menjelaskan bagaimana keadaan berubah satu hari sebelum pertandingan dengan tim nasional.
“Pada kunjungan ke Islandia, ketika kami melawan mereka di babak playoff untuk pergi ke Piala Dunia di Brazil, saya bertemu Mario di depan lift hotel,” lanjut gelandang itu.
"'Ayo, Mario, kita akan bekerja keras hari ini,' kataku kepadanya, seperti yang selalu kami lakukan sebelum latihan atau pertandingan."
"Mandzukic, bagaimanapun, mengejutkanku dengan reaksinya."
"'Lihat dirimu, tinggalkan aku sendiri.'"
Baca juga: Lionel Messi Kesal saat Laga Brazil vs Argentina Dibatalkan, Kualifikasi Piala Dunia Ditunda
Baca juga: Hattrick Gareth Bale Untuk Wales Jadi Kabar Baik Untuk Real Madrid, Sang Winger Telah Bangkit?
Kata Modric, hubungan itu tidak sama sejak hari itu dan tidak membaik selama beberapa tahun.
"Sepertinya itu hanya sesuatu yang terjadi pada saat itu. Seolah-olah dia sedang mood dengan saya dan saya tidak bisa menjelaskannya secara logis," jelas Modric.
"Saya selalu memiliki hubungan yang baik dengan Mario. Kami terus berhubungan sampai saat itu."
"Kemudian ada keheningan, hubungan menjadi dingin."
“Jika itu terjadi hari ini, saya akan segera menyelesaikannya atau, dalam kasus terburuk, pada pertemuan tim berikutnya. Tapi saya juga menantang."
Modric sempat menceritakan perang dingin antara dia dan Mandzukic.
"Ketika dua orang sulit melakukan hubungan pendek, energinya hilang."
"Terus terang, saya salah, tetapi saya tidak ingin mengambil langkah pertama (menyapa lebih dulu). Jelas, dia juga tidak."
Modric mencoba dan mendiskusikan masalah ini dengan rekan senegaranya dan mereka menyelesaikan masalah tersebut, seperti yang dia jelaskan di buku.
"Saya menunggu saat yang tepat dan memulai percakapan."
"'Saya ingin memberi tahu Anda betapa menyesalnya saya karena kami tidak lagi memiliki hubungan dekat,' kata saya."
"Saya ingin tahu mengapa kami berbicara secara eksklusif satu sama lain dalam sebuah cara profesional selama lebih dari tiga tahun," kata Modric.
"Kami berbicara secara terbuka dan saya melihat es di antara kami mencair; itu adalah masalah yang muncul entah dari mana."
Ternyata, mereka tidak saling marah. Mario Mandzukic tidak pernah marah.
Hanya, entah mengapa, kedua pemain Kroasia itu saling diam.
"'Aku tidak marah padamu. Kupikir kau merajuk padaku,' katanya padaku."
"Aku juga mengatakan hal yang sama." Demikian Modric menuliskan dalam otobiografinya.
Mario Mandzukic telah bermain untuk sejumlah klub sebelum memutuskan pensiun.
Di level senior, dia memulai karier bersama Klub Kroasia, Marsonia, pada 2004-2005. Bermain 23 kali dan mencetak 14 gol.
Dia melanjutkan karier di NK Zagreb pada. Mencatatkan 51 penampilan dan 14 gol.
Tahun berikutnya, 2007–2010 Mandzukic bermain untuk Dinamo Zagreb dan mencatatakan 81 penampilan dengan 42 gol.
Tahun 2010–2012 dia pindah ke VfL Wolfsburg, bermain 56 kali dan mencatatkan 20 gol.
Dari sana dia kemudian diminati Bayern Munchen. Dia bermarkas di Allianz sejak 2012–2014, mencatatian 54 penampilan dan 33 gol.
Tahun berikutnya, Atletico Madrid menjadi tempatnya berlabuh.
Selama 2014–2015 dia melakoni 28 penampilan dan mencetak 12 gol.
Kariernya cukup lama di Juventus, pada 2015–2019.
Mandzukic dimainkan 118 kali dan mencetak 31 gol.
Dia sempat meniti karier di Qatar bersama Al-Duhail pada 2019–2020, mencatatkan 5 pertandingan tanpa gol.
2021 dia pindah ke AC Milan dan mengumpulkan 10 caps meski belum mencetak gol.
Di level internasional, 2004–2005 dia bermain untuk Croatia U19 dengan 10 dan 3 gol.
2007 dia bergabung bersam Croatia U20 dengan 1 kali tampil dan 1 kali gol.
2006–2008 bergabung dengan Croatia U21, mencatatkan 9 penampilan dan 1 gol.
Sejak 2007–2018 dia bermain di kelas senior Croatia. Dia mengoleki 89 caps dan 33 gol.