UMKM Jambi
Modal Rp 10.000 Kini Omset Rempeyek Ilham Raup Miliaran Rupiah, KFA Beri Apresiasi
Siapa sangka home industri Rempeyek Ilham bisa meraup omset miliaran rupiah. Bahkan, home industri ini tetap bertahan walau pandemi Covid-19 melanda
Penulis: Rahimin | Editor: Rahimin
TRIBUNJAMBI.COM - Home industri Rempeyek Ilham yang beralamat diRT 31 Lorong Teladan, Kelurahan Payo Lebar, Kecamatan Jelutung, Kota Jambi terus berproduksi walau pandemi Covid-19 melanda.
Hal itu dikatakan Zaitun, pemilik home industri Rempeyek Ilham, Sabtu (4/9/2021) siang.
Menurut Zaitun, pada 2004 dia merintis buat home industri ini karena ingin menambah penghasilan rumah tangga. Walau suaminya bekerja sebagai PNS.
"Alhamdulillah dari modal Rp 10.000 hingga sekarang bisa mempunyai omset ratusan juta sebulan. Hingga setahun bisa miliaran," ujarnya saat bertemu dengan Kemas Faried Alfarelly, anggota Komisi IV DPRD Kota Jambi.
Varian yang dijual, rempeyek jagung, rempeyek teri, kacang, rempeyek vegetarian dan keripik tempe.
Zaitun mempunyai strategi khusus agar home industrinya ini tetap bertahan saat pandemi Covid-19 ini, yakni dengan memberikan harga terjangkau Rp 5.000.
Rata-rata peyek dan tempe goreng yang dijualnya perbungkus Rp 10.000.
"Kita juga memberikan harga Rp 5.000. Sehari bisa keluar 200 bungkus. Jika yang beli harga putus, dan ambil banyak harga bisa kita kurangi dan dikasih bonus," ujarnya.
Sekarang ini, produksi tempe goreng dan peyeknya banyak permintaan keluar Provinsi Jambi dalam wilayah Sumatera. Paling banyak permintaan dari Provinsi Lampung dan Bengkulu.
"Permintaan keluar cukup banyak. Ritel-ritel di Kota Jambi dan di Provinsi Jambi juga cukup banyak menjual produk kita," ujarnya.
Anggota Komisi 4 DPRD Kota Jambi Kemas Faried Alfarelly (KFA) salut dengan kegigihan Zaitun yang tetap berusaha walau dalam masa pandemi Covid-19.
"Ini bagus sekali. Walau pandemi, home industri Rempeyek Ilham ini tetap berproduksi dan tetap mempekerjakan banyak orang. Bahkan, karena permintaan meningkat terus bksa menambah karyawan," ujarnya.
Menurutnya, industri kecil menengah (IKM) seperti home industri ini patut dicontoh bagi pengusaha lain.
"Hasil produk dari home industri ini banyak dikirim keluar Provinsi Jambi. Bisa menciptakan lapangan kerja baru dengan merekrut pekerja-pekerja yang dirumahkan akibat dampak pandemi. Saya rasa ini patut dicontoh oleh home industri lainnya," katanya.
Kata KFA, yang menarik dari kunjungannya pandemi Covid-19 bukannya membawa bencana dan membuat usaha gulung tikar.