WAWANCARA EKSKLUSIF
WAWANCARA EKSKLUSIF Yenny Wahid Soal Garuda Indonesia, Saya Tanya Malaikat Dulu ya
Ketika masuk ke lingkaran dalam PT Garuda Indonesia Tbk sebagai Komisaris Independen, apakah Anda menemukan sesuatu yang sebelumnya nggak dilihat
TRIBUNJAMBI.COM - Dunia penerbangan Indonesia sedang hangat. Zannuba Ariffah Chafsoh Rahman Wahid atau yang kerap disapa Yenny Wahid, mengungkap awalnya sempat tidak mau menerima tawaran Menteri BUMN Erick Thohir untuk mengisi posisi Komisaris Independen PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. Ada apa sebenarnya?
Yenny Wahid mengungkapkan masalah yang ada dalam tubuh perusahaan plat merah itu terlalu besar dan banyak. Bahkan saat melakukan riset terkait masalah Garuda, Yenny mengaku lemas sekaligus gemas.
"Langsung lemas (setelah riset), 'aduh problemnya kok kayak gini'. Cuma lemas dan gemas juga, kenapa sih kok harus begini, sayang sekali karena Garuda kan salah satu aset kebanggaan kita," ujar Yenny, saat wawancara khusus dengan Direktur Pemberitaan Tribun Network Febby Mahendra Putra dan News Manager Tribun Network Rachmat Hidayat, Senin (16/8).
"Sebagai national flight carrier kita, Garuda mengudara dimana-mana, di seluruh dunia. Kalau lihat Garuda itu ada kebanggaan luar biasa. Saya sebagai orang yang sering melancong kemana-mana, naik Garuda beda sama naik maskapai lain. Pasti beda," imbuhnya.
Meski awalnya tak mau, akhirnya Yenny menerima posisi yang ditawarkan Erick Thohir. Sang ibunda menjadi salah satu yang diajak Yenny berdiskusi sebelum mengambil keputusan tersebut.
Menurutnya, ketika ada orang yang meminta pertolongan, dirinya akan mencoba semampunya untuk membantu dan memberikan solusi. "Saya minta waktu sih ketika itu sama mas Erick, saya tanya ibu saya bagaimana, dan ya udahlah orang minta tolong dan kemudian ada persoalan disana ya kalau bisa bantu coba carikan solusi, barangkali bisa menolong," kata Yenny.
Berikut wawancara khusus Tribun Network bersama mantan Komisaris Independen PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk Yenny Wahid :
Bagaimana cerita Mbak Yenny kesasar jadi Komisaris Independen PT Garuda Indonesia Tbk?
Saya jnggak tahu kalau dari sisi yang lain. Dari sisi saya, waktu itu memang mas Erick Thohir (Menteri BUMN) kontak saya. Beliau kebetulan membutuhkan sosok perempuan di jajaran komisaris di BUMN. Beliau sudah punya visi agar bisa memberikan lebih banyak lagi porsi untuk perempuan, agar tercipta kesetaraan gender di dalam tubuh BUMN.
Karena sama-sama kita tahu bahwa ketika perempuan diberdayakan, difasilitasi dan salah satunya misalnya di perusahaan, ini berdasarkan survei, di Australia misalnya, ketika perempuan berada di posisi pengambil keputusan strategis di perusahaan maka keuntungan perusahaan naik 30 persen. Itu surveinya begitu. Nah mungkin mas Erick melihat begitu, jadi beliau kemudian mencari siapa nih ya sosok perempuan yang cocok dengan kebutuhan Garuda pada waktu itu.
Awalnya nggak mau karena Garuda sangat menantang problemnya. Problemnya aduh menantang sekali ya, aduh kok dikasih persoalan, kira-kira begitu. Mas Erick minta tolong, ya sudah baiklah saya coba bantu semampu saya.
Saya minta waktu sih ketika itu sama mas Erick, saya tanya ibu saya bagaimana. Ya sudahlah orang minta tolong dan kemudian ada persoalan disana ya kalau bisa bantu coba carikan solusi, barangkali bisa menolong. Sebenarnya simpel saja.
Sebelum mengiyakan permintaan pak Erick Thohir, apakah Anda melakukan riset kecil-kecilan terhadap Garuda?
Ya pasti.
Dari riset apa yang didapat?
Langsung lemas. Aduh problemnya kok kayak gini. Cuma lemas dan gemas. Kenapa sih kok harus begini, sayang sekali Garuda kan salah satu aset kebanggaan kita. Sebagai national flight carrier kita, Garuda mengudara dimana-mana, di seluruh dunia. Kalau lihat Garuda itu ada kebanggaan luar biasa. Saya sebagai orang yang sering melancong kemana-mana, naik Garuda beda sama naik maskapai lain. Pasti beda.