Kopassus

8 Bulan di Kongo, 30 Hantu Putih Kopassus Hadapi 3000 Pemberontak

Bahkan di tahun 1962, kehebatan Kopassus sudah diakui, karena saat itu 30 Personel bisa mengusai medan perang dan membuat 2000 pasukan pemberontak

Editor: Suci Rahayu PK
kolase/tribunjambi.com
Pasukan Kopassus terlempar dari 20 besar pasukan elite dunia 

TRIBUNJAMBI.COM - Kehebatan Komando Pasukan Khusus ( Kopassus ) Indonesia tidak bisa dipandang sebelah mata.

Bahkan di tahun 1962, kehebatan Kopassus sudah diakui, karena saat itu 30 Personel bisa mengusai medan perang dan membuat 2000 pasukan pemberontak bertekuk lutut.

Aksi mengagumkan ini dipuji dunia, bahkan nama Kopassus Indonesia memiliki tempat sendiri di masyarakat Kongo

Kisah ini pernah mengharumkan Indonesia, bahkan bila dijalani pasukan militer negara lain, belum tentu bisa dijalani.

Kopassus dan Pemberontak Kongo
Kopassus dan Pemberontak Kongo (Kolase/Ist)

Ya, kali ini pembahasan kisah Komando Pasukan Khusus ( Kopassus ) jalan menjalankan misi menegangkan melawan 3.000 pemberontak.

Bagaimana tidak, dalam cerita itu 30 prajurit Kopassus melawan sekira 3.000 pemberontak Kongo.

Dilansir dari Artileri.org, Koppasus pernah menjalankan misi yang dianggap mustahil oleh seluruh angkatan bersenjata di dunia.

Kejadiannya berawal pada tahun 1962 di negara Kongo yang waktu itu sedang bergejolak, TNI kembali diminta oleh United Nations/Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk kembali mengirim pasukan perdamaian ke Kongo.

Baca juga: Kapan Waktunya yang Tepat Membaca Doa Akhir dan Awal Tahun Baru Islam?

Baca juga: KALA Kopassus Duel Lawan SAS Inggris di Hutan Kalimantan, Siapa yang Menang? Intip Kisahnya

Di bawah pimpinan Letjen TNI Kemal Idris pasukan perdamaian indonesia tersebut diberi nama Kontingen Garuda III (Konga III) yang anggotanya diambil dari Batalyon 531 Raiders, satuan-satuan Kodam II Bukit Barisan, Batalyon Kavaleri 7, dan unsur tempur lainnya termasuk Kopassus yang waktu itu masih bernama Resimen Pasukan Komando Angkatan Darat (RPKAD).

Konga III berangkat dengan pesawat pada bulan Desember 1962 dan akan bertugas di Albertville, Kongo selama delapan bulan di bawah naungan UNOC (United Nations Operation in the Congo).

Daerah yang menjadi medan operasi pasukan Garuda terkenal sangat berbahaya karena di situ terdapat kelompok-kelompok milisi atau pemberontak pimpinan Moises Tsommbe yang berusaha untuk merebut daerah tersebut karena kaya akan sumber daya mineral.

Kisah heroik pasukan Kopassus saat menjadi pasukan perdamaian PBB di Kongo.

Kopassus Garuda 3 di tahun 1961 sebelum melakukan aksi heroik di Kongo.

Hubungan interaksi antara pasukan Konga III dengan pasukan perdamaian negara lain terjalin sangat erat, mereka terdiri dari pasukan perdamaian Filipina, India dan bahkan dari Malaysia yang pada tahun 1962 Indonesia sedang gencar-gencarnya menyerukan konfrontasi Ganyang Malaysia dikobarkan, tapi di bawah bendera PBB sikap tersebut hilang karena profesionalitas personel Konga III.

Kontingen pasukan perdamaian India merupakan yang terbesar dan terbanyak jumlahnya di UNOC dan terorganisir dengan baik, sedangkan pasukan Garuda hanya berkekuatan kecil akan tetapi mampu melakukan taktik perang gerilya dengan baik.

Menegangkan, Hadapi 3 Bandit Kongo Bersenjata AK-47, Prajurit TNI Tak Gentar Hingga Berhasil Selamatkan WNA yang Telah Diculik 16 Hari, Begini Kronologinya!
Menegangkan, Hadapi 3 Bandit Kongo Bersenjata AK-47, Prajurit TNI Tak Gentar Hingga Berhasil Selamatkan WNA yang Telah Diculik 16 Hari, Begini Kronologinya! (Puspen TNI)
Halaman
12
Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved