Kasus Pembunuhan Berantai
Sakit Hati Karena Dihina Miskin, Pelaku Bunuh Pasutri dan Cucunya Secara Berantai Pakai Parang
Nasib pasutri dan cucunya ini harus tewas dibunuh pemuda berinisial RN (27). Pelaku melakukan hal tersebut lantaran sakit hati dibilang miskin.
Tersangka RN (27) pekerjaan hariannya berjualan ikan.
Kadang juga mengurus kolam.
RN dikenal sebagain pemain bola Voli. Pada tahun 2020 lalu, ikut turnamen bola voli Sintang Cup.
"Dia aktif olahraga voli," ungkap Noni.
Ditembak
Saat hendak ditangkap, pelaku sempat melakukan perlawanan, bahkan melarikan diri.
Anggota pun melepaskan tembakan ke arah kaki pelaku.
"Ngelawan dia, lari lagi tuh, kena timpak durian akhirnya (peluru timah)," ujar AKP Hoerrudin.
Menurutnya, korban dan pelaku memang saling kenal.
Bahkan pelaku RN memanggil Sugiono dengan sebutan bos.
"Korban sama pelaku saling kenal, pelaku pernah kerja bersama dengan korban. Bahkan pelaku memanggil korban (sugiyono) bos," kata AKP Hoerrudin.
Sosok Korban
Sosok Sugiyanto dan Turyati dikenal baik dan supel oleh tetangganya.
Bahkan, rumah tangga mereka disebut harmonis. Setiap ada kegiatan desa, keduanya hadir bersama.
Pasutri ini, dikarunai dua orang anak, Vivi dan Erik.
Vivi sudah bekeluarga dan anaknya Afsya turut menjadi korban pembunuhan yang dilakukan RN.
Korban Afsya diketahui baru saja masuk TK Permata Ibu.
Sementara Erik, masih sekolah di Sintang.
"Afsya anak Vivi. Baru masuk TK Permata Ibu," ujar Muharni Noni, tetangga korban kepada Tribun Pontianak. (*)
SUMBER : TribunPontianak.co.id / Agus Pujianto)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jambi/foto/bank/originals/pelaku-pembunuhan-berantai-terhadap-satu-keluarga.jpg)