Kopassus
TERNYATA! Danjen Kopassus Pertama Merupakan Tentara Belanda, Ini Cerita Sosok Mayor Idjon Djanbi
Ternyata Kopassus juga memiliki jumlah pasukan yang dirahasiakan. Meski begitu, pasukan ini pun selalu dapat menyelesaikan misi berisiko tinggi.
TRIBUNJAMBI.COM - Komando Pasukan Khusus (Kopassus) merupakan pasukan elite TNI AD yang diakui terkuat di dunia kepunyaan Indonesia.
Ternyata Kopassus juga memiliki jumlah pasukan yang dirahasiakan. Meski begitu, pasukan ini pun selalu dapat menyelesaikan misi berisiko tinggi.
Pasukan elite ini juga dipimpin seorang Danjen Kopassus yang berpangkat mayor jenderal.
Sebagai pasukan yang militan, kemampuan personelnya di atas rata-rata.
Kopassus tak pernah mengirim pasukan dalam jumlah besar.
Sebagai pasukan elite TNI AD, Kopassus siap dikirim ke dalam dan luar negeri, medan pegunungan dan rimba belantara, bahkan penyusupan ke sarang pemberontak.
Prajurit yang tergabung dalam Komando Pasukan Khusus memiliki kualifikasi tinggi.
Tidak sembarang prajurit bisa masuk Kopassus.
Perlu diketahui, ada proses perekrutan yang ketat dan keras, sebelum calon prajurit komando mendapatkan baret merah yang menjadi ciri khasnya.
Sampai saat ini, jumlah pasukan ini secara persis dirahasiakan, begitu juga strategi-strategi tempurnya.
Namun di sisi lain, latihan-latihan keras Kopassus di Situ Lembang, Jawa Barat, kerap terekspose.
Dari situ diketahu bagaimana kerasnya pendidikan calon Kopassus.
Pasukan elite ini dipimpin seorang Danjen Kopassus atau ( Komandan Jenderal Kopassus), yang berpangkat Mayor Jenderal TNI.
Sejak 1952 hingga saat ini, sudah ada 31 orang Danjen Kopassus.
Baca juga: Kopassus Kejutkan Media Asing yang Meremehkannya, Aksi 3 Menit Baret Merah Sukses Tumpas Teroris
Baca juga: SEJARAH Duel Kopassus Vs Pasukan Gurkha Dalam Perang di Belantara Hutan Kalimantan
Dari sekian banyak itu, ada beberapa Danjen Kopassus namanya melegenda.
Ada yang terkenal lantaran misi-misi besar, kariernya bagus, dan lain-lain.
Sosok Danjen Kopassus Pertama, Idjon Djanbi
Terlahir sebagai putra seorang petani Tulip yang sukses.
Selepas menyelesaikan kuliahnya, Visser muda membantu ayahnya berjualan bola lampu di London.
Ketika itu perang dunia kedua dimulai dan karena tidak bisa pulang ke Belanda yang dikuasai oleh Jerman, Visser mendaftarkan pada dinas Ketentaraan Belanda yang mengungsi ke Britania dan membentuk kekuatan baru di sana.
Setelah itu dia ditugaskan menjadi sopir Ratu Wilhelmina.
Setelah setahun di pos tersebut dia mengundurkan diri dan mendaftarkan diri sebagai operator radio (Radioman) di pasukan Belanda ke-2 (2nd Dutch Troop).
Bersama dengan pasukan sekutu, Visser merasakan operasi tempurnya yang pertama, yaitu Operasi Market Garden pada bulan September 1944, saat itu pasukan Belanda ke 2 bagian di mana Visser berada, dimasukkan dalam Divisi Lintas Udara 82 Amerika Serikat.
Diterjunkan melalui pesawat layang Visser dan teman-teman Amerikanya mendarat di bagian dengan konsentrasi pasukan Jerman yang tinggi.
Dua bulan kemudian saat dikumpulkan kembali, Visser digabungkan dengan pasukan Sekutu yang lain dan melakukan operasi pendaratan amfibi di Walcheren, sebuah kawasan pantai di Belanda bagian selatan.
Karena dianggap berprestasi maka dia disekolahkan di Sekolah Perwira sebelum di kirim ke Asia.
Selanjutnya Viser dikirmkan ke Sekolah Pasukan Para di India dan dimaksudkan bergabung dengan pasukan untuk memukul kekuatan Jepang di Indonesia.
Kekalahan pasukan Jepang pada 1945 mengakhiri perang dunia ke 2 dan Jepang mundur dari Indonesia sebelum pasukan Visser sempat dikirimkan ke Indonesia.
Mundurnya Jepang dari Indonesia membuka peluang kepada Belanda untuk kembali menguasai Indonesia.
Karena keadaan di Belanda sedang kacau dan mereka tidak mampu mengirimkan pasukan dari Eropa ke Indonesia, maka mereka berusaha membentuk kesatuan unit khusus di India dengan mendirikan School voor Opleiding van Parachutisten (sekolah pasukan terjun payung) yang dipimpin oleh Letnan Visser dan pasukan ini dikirim ke Jakarta pada 1946.
Sekolah ini kemudian di pindah ke Jayapura (Hollandia) di Irian Jaya yang waktu itu dinamakan Dutch West Guinea oleh Belanda, menempati sebuah bangunan rumah sakit Amerika yang telah ditinggalkan oleh pasukan Douglas MacArthur.
Dengan segala kondisi yang ada Visser ternyata menyukai hidup di Asia sehingga dia meminta istrinya (wanita Inggris yang dinikahinya semasa perang dunia II) dan keempat anaknya untuk ikut dengannya ke Indonesia.
Ketika istrinya menolak, Visser memilih untuk bercerai. Saat kembali ke Indonesia pada 1947, Sekolah pimpinannya sudah dipindah ke Cimahi, Bandung dan Visser dipromosikan naik pangkat menjadi Kapten.
Selama tahun 1947 sampai akhir 1949, sekolah pimpinan Kapten Visser terus melahirkan tentara terjun payung sampai saat di mana Belanda harus menyerahkan kekuasaaanya kepada Republik Indonesia.
Karena sudah merasa nyaman dengan gaya hidup Asia, maka Kapten Visser memutuskan untuk tinggal di Indonesia sebagai warga sipil. Keputusan ini sangat berisiko, karena walaupun dia bukan termasuk pasukan baret hijau Belanda yang dikenal sangat kejam (Visser sendiri berbaret merah), tapi tidak ada yang bisa meramalkan bagaimana keamanan seorang mantan perwira penjajah di negara jajahannya yang baru saja merdeka.
Akhirnya dia menetapkan keputusannya untuk tinggal di Indonesia, pindah ke Bandung, bertani bunga di Pacet, Lembang, memeluk agama Islam, menikahi kekasihnya yang orang Sunda dan mengubah namanya menjadi Mochammad Idjon Djanbi.
Membentuk pasukan khusus Indonesia
Djanbi berdiri di sisi kiri, sedangkan di sebelah paling kanan tampak Letjen Sarwo Edhie Wibowo Pengalaman Idjon Djanbi sebagai anggota pasukan komando pada Perang Dunia II telah menarik perhatian Kolonel A.E. Kawilarang untuk membantu merintis pasukan komando.
Idjon Djanbi kemudian aktif di TNI dengan pangkat Mayor. Idjon segera melatih kader perwira dan bintara untuk menyusun pasukan.
Kemudian pada tanggal 16 April 1952 dibentuklah pasukan istimewa tadi dengan nama Kesatuan Komando Teritorium Tentara III/Siliwangi (Kesko TT. III/Siliwangi) dengan Mayor Infanteri Mochammad Idjon Djanbi sebagai komandannya.
Karena satuan Komando ini perlu didukung dengan fasilitas dan sarana yang lebih memadai dan operasional satuan ini diperlukan dalam lingkup yang lebih luas oleh Angkatan Darat, maka Kesko TT. III/Siliwangi beralih kedudukan langsung di bawah komando KSAD bukan di bawah Teritorium lagi dan pada bulan Januari tahun 1953 berganti nama menjadi Kesatuan Komando Angkatan Darat (KKAD).
Pada tanggal 29 September 1953 KSAD mengeluarkan Surat Keputusan tentang pengesahan pemakaian baret sebagai tutup kepala prajurit yang lulus pelatihan Komando.
Latihan lanjutan Komando dengan materi Pendaratan Laut (Latihan Selundup) baru bisa dilakukan pada tahun 1954 di Pantai Cilacap Jawa Tengah.
Pada tanggal 25 Juli 1955 KKAD berubah namanya menjadi Resimen Pasukan Komando Angkatan Darat (RPKAD). Yang menjadi komandan adalah Mayor Mochammad Idjon Djanbi.
Untuk meningkatkan kemampuan prajuritnya, tahun 1956 RPKAD menyelenggarakan pelatihan penerjunan yang pertama kalinya di Bandung.
Mengingat Indonesia adalah negara kepulauan, maka Mayor Infanteri Mochammad Idjon Djanbi menginginkan agar prajurit RPKAD memiliki kemampuan sebagai peterjun sehingga dapat digerakkan ke medan operasi dengan menggunakan pesawat terbang dan diterjunkan di sana.
Lulusan pelatihan ini meraih kualifikasi sebagai peterjun militer dan berhak menyandang Wing Para.
Berhenti dari pasukan khusus
Pada tanggal 25 Juli 1955, Wapres Moh. Hatta meresmikan peningkatan KKAD menjadi RPKAD dan dikepalai tetap oleh Mayor Inf Mochamad Idjon Djanbi dengan Kastaf Mayor Inf R. E. Djailani yang juga merangkap sebagai Komandan SPKAD (sekolah Pasukan Komando Angkatan Darat) dibantu oleh Letnan LB Moerdani sebagai wakilnya.
Di bawah pimpinan Mayor R. E. Djailani dan wakilnya Letnan LB Moerdani, pendidikan komando mulai memperlihatkan hasil yang cukup memadai kendati banyak kekurangan tenaga pengajar maupun dana, dan hal tersebut melipatgandakan keefektifan tempur pasukan.
Pimpinan MABESAD melihat celah untuk mengambil alih kepemimpinan di RPKAD ke orang asli pribumi tetapi hal tersebut tercium oleh mayor Djanbi, dan setelah Djanbi ditawarkan jabatan baru yang jauh dari pelatihan komando, Mayor Djanbi marah dan meminta pensiun.[butuh rujukan]
Kebetulan pada saat itu pada tahun 1956, Indonesia sedang aktif menasionalisasi perusahaan-perusahaan milik asing dan Moh Idjon Djanbi yg sudah menjadi WNI diberi jabatan mengepalai perkebunan milik asing yg dinasionalisasi.
Tetapi ia tetap tidak pensiun sebagai anggota RPKAD (di"karyakan"), pada 1969 pada saat ulang tahun RPKAD Mayor Inf Moh. Idjon Djanbi diberi kenaikan pangkat menjadi Letnan Kolonel.
Baca juga: TERNYATA Sat-81 Gultor Kopassus Ikut di Program Garuda Shield 2021, Akan Join Bareng Pasukan US Army
Baca juga: Pasukan Kopassus Duel Lawan Marinir hingga Buat Ibukota Mencekam, LB Moerdani Muncul: Pulang Kalian!
Berikut ini nama-nama jenderal TNI yang pernah menjabat Danjen Kopassus :
1. Mayor Inf Idjon Djanbi
1952-1956
Memimpin saat masih bernama Kesko TT III/Siliwangi hingga bernama RPKAD
2. Mayor Inf RE Djailani
1956-1956
Sebelumnya menjabat Wadan RPKAD
3. Mayor Inf Kaharuddin Nasution
1956-1958
4. Mayor Inf Moeng Parahadimulyo
1958-1964
5. Kolonel Inf Sarwo Edhie Wibowo
1964-1967
RPKAD hingga menjadi Puspassus AD
6. Brigjen TNI Widjoyo Suyono
1967-1970
7. Brigjen TNI Witarmin
1970-1975
Sebelumnya menjabat Komandan Brigif Linud 18/Trisula
8. Brigjen TNI Yogie Suardi Memet
Mei 1975 April 1983
Sebelumnya menjabat Wakil Komandan Kopassandha
9. Brigjen TNI Wismoyo Arismunandar
April 1983-Mei 1985
Sebelumnya menjabat Wakil Komandan Kopassandha
10. Brigjen TNI Sintong Panjaitan
Mei 1985-Agustus 1987
Sebelumnya menjabat Komandan Pusat Sandhi Yudha & Lintas Udara
11. Brigjen TNI Kuntara
Agustus 1987-Juli 1992
Sebelumnya menjabat Wakil Komandan Kopassus
12. Brigjen TNI Tarub
Juli 1992-Juli 1993
Sebelumnya menjabat Wakil Komandan Kopassus
13. Brigjen TNI Agum Gumelar
Juli 1993-September 1994
Sebelumnya menjabat Direktorat A BAIS ABRI
14. Brigjen TNI Subagyo HS
September 1994-Desember 1995
Sebelumnya menjabat Komandan Grup A Paspampres
15. Mayjen TNI Prabowo Subianto
Desember 1995-Maret 1998
Sebelumnya menjabat Wakil Komandan Kopassus
16. Mayjen TNI Muchdi Purwoprandjono
Maret 1998-Mei 1998
Sebelumnya menjabat Pangdam VI/Tanjungpura
17. Mayjen TNI Syahrir MS
1998-2000
Sebelumnya menjabat Pangdam IX/Udayana
18. Mayjen TNI Amirul Isnaini
1 Juni 2000-2002
Sebelumnya menjabat Waaspam KSAD
19. Mayjen TNI Sriyanto Muntasram
2002-15 Februari 2005
Sebelumnya menjabat Wadanjen Kopassus
20. Mayjen TNI Syaiful Rizal
15 Februari 2005-1 September 2006
Sebelumnya menjabat Kasdam VI/Tanjungpura
21. Mayjen TNI Rasyid Qurnuen Aquary
1 September 2006-12 September 2007
Sebelumnya menjabat Pangdivif-1/Kostrad
22. Mayjen TNI Soenarko
12 September 2007-1 Juli 2008
Sebelumnya menjabat Kasdivif-1/Kostrad
23. Mayjen TNI Pramono Edhie Wibowo
1 Juli 2008-4 Desember 2009
Sebelumnya menjabat Kasdam IV/Diponegoro
24. Mayjen TNI Lodewijk Freidrich Paulus
4 Desember 2009-8 September 2011
Sebelumnya menjabat Dirlat Kodiklatad
25. Mayjen TNI Wisnu Bawa Tenaya
8 September 2011-15 Juni 2012
Sebelumnya menjabat Danpussenif Kodiklatad
26. Mayjen TNI Agus Sutomo
15 Juni 2012-5 September 2014
Sebelumnya menjabat Komandan Paspampres
27. Mayjen TNI Doni Monardo
5 September 2014-25 Juli 2015
Sebelumnya menjabat Komandan Paspampres
28. Mayjen TNI Muhammad Herindra
25 Juli 2015-16 September 2016
Sebelumnya menjabat Kasdam III/Siliwangi
29. Mayjen TNI Madsuni
16 September 2016-2 Maret 2018
Sebelumnya menjabat Wadanjen Kopassus
30. Mayjen TNI Eko Margiyono
2 Maret 2018-25 Januari 2019
Sebelumnya menjabat Gubernur Akmil
31. Mayjen TNI I Nyoman Cantiasa
25 Januari 2019-27 Agustun 2020
Sebelumnya Pa Sahli Tk.III Bid. Polkamnas Panglima TNI
32. Brigjen TNI Mohamad Hasan.
27 Agustus 2020-sekarang
Sebelumnya Wakil Danjen Kopassus
Sejarah pembentukan Kopassus
Perjalanan terbentuknya Kopassus berawal sejak zaman Presiden Soekarno.
Dalam perjalanannya, pasukan elite TNI AD ini berhasil mengukuhkan keberadaannya sebagai pasukan yang mampu menangani misi berisiko tinggi.
Beberapa operasi besar yang dilakukan Kopassus:
Operasi penumpasan DI/TII
Operasi militer PRRI/Permesta
Operasi Trikora
Operasi Dwikora
Penumpasan G30S/PKI
Pepera di Irian Barat
Operasi Seroja di Timor Timur
Operasi pembebasan sandera di Bandara Don Muang-Thailand (Woyla)
Operasi GPK di Aceh
Operasi pembebasan sandera di Mapenduma
Operasi pembebasan sandera perompak Somalia
Berbagai operasi militer lainnya.
Sebagian besar misi dan tugas operasi bersifat rahasia. Maka mayoritas dari kegiatan tugas daripada satuan Kopassus tidak akan pernah diketahui secara menyeluruh.
Misi-misi rahasia yang dilakukan Kopassus:
Penyusupan ke pengungsi Vietnam di pulau Galang untuk membantu pengumpulan informasi, untuk di kordinasikan dengan CIA (dinas rahasia Amerika Serikat)
Penyusupan perbatasan Malaysia dan Australia
Long range recce di perbatasan Papua Nugini
Misi-misi lain yang tak diketahui publik
Baca juga: Isu Rizky Billar dan Lesty Sudah Ijab Muncul Usai Video Sang Aktor Main Sosor di Kamera Jadi Sebab
Baca juga: Dana 2,1 M, Pengecatan Ulang Pesawat Kepresidenan Tuai Polemik, Politikus PDIP: Dulu Zaman Pak SBY
Baca juga: Bacaan Yasin dan Tahlil Bahasa Arab, Latin dan Terjemahan
Ikuti kisah-kisah Kopassus dan pasukan elite TNI di tribunjambi.com.
(Tribunjambi.com)
