Kopassus
Agus Hernoto Selalu Dicari Soeharto Tiap Bertemu LB Moerdani, Dikenal Sebagai Kopassus Berkaki Satu
Dia adalah Agus Hernoto, karirnya dalam dunia militer pernah memimpin Operasi Benteng, namun kakinya tertembak tentara Belanda.
TRIBUNJAMBI.COM - Sosok prajurit Kopassus berkaki satu ini selalu dicari oleh Presiden Soeharto. Siapakah dia?
Dia adalah Agus Hernoto, karirnya dalam dunia militer pernah memimpin Operasi Benteng, namun kakinya tertembak tentara Belanda.
Anak buahnya pun berusaha untuk membopongnya agar komandannya itu selamat, namun di situasi itu, Agus Hernoto memilih jalannya sendiri.
Agus juga tetap berada di medan pertempuran, hingga akhirnya ia tertangkap dan menjadi tawanan tentara Belanda.
Dia pun dirawat pasukan Belanda hingga sembuh, tapi kakinya terpaksa diamputasi, mengingat luka tembaknya yang sudah membusuk.

Kisah Agus Hernoto itu dituliskan di buku Legenda Pasukan Komando: Dari Kopassus sampai Operasi Khusus, Penerbit Buku Kompas.
Dari masa Orde Lama hingga Orde Baru, anggota Kopassus ( Komando Pasukan Khusus) ini mengabdi.
Daya juang Agus Hernoto sangat tinggi, hingga dia kehilangan kakinya saat memimpin Operasi Benteng I pembebasan Irian Barat.
Agus merupakan anggota pasukan Kopassus yang berkaki satu dan punya semangat juang tinggi.
Dia dikenal begitu menjiwai motto berani-benar-berhasil, bahkan setelah dia tidak bergabung lagi dengan Kopassus.
Ya, Agus didepak dari Kopassus, dulu bernama RPKAD (Resimen Para Komando Angkatan Darat), lantaran kondisi fisiknya.
Agus kehilangan satu kakinya saat memimpin Operasi Benteng I.
Saat itu, kakinya tertembak tentara Belanda.
Baca juga: Kopassus Kejutkan Media Asing yang Meremehkannya, Aksi 3 Menit Baret Merah Sukses Tumpas Teroris
Baca juga: Pasukan Kopassus Duel Lawan Marinir hingga Buat Ibukota Mencekam, LB Moerdani Muncul: Pulang Kalian!
Baca juga: SEJARAH Duel Kopassus Vs Pasukan Gurkha Dalam Perang di Belantara Hutan Kalimantan
Anak buahnya berusaha membopong dan menyelamatkan komandannya. Namun, di situasi kala itu, Agus memilih jalannya sendiri.
Dia tetap berada di medan pertempuran, hingga akhirnya tertangkap dan ditawan tentara Belanda.