Sumatera Kewalahan Hadapi Lonjakan Covid-19, Di Jambi Kasus Positif Naik 21%
Lonjakan kasus Covid-19 menyebabkan beberapa kapasitas rumah sakit mulai penuh. Pulau Sumatera mulai kewalahan dnegan pandemi Covid-19. Kondisi Covi
TRIBUNJAMBI.COM - Lonjakan kasus Covid-19 menyebabkan beberapa kapasitas rumah sakit mulai penuh.
Pulau Sumatera mulai kewalahan dnegan pandemi Covid-19.
Kondisi Covid-19 di Aceh, Jambi dan Sumatera Selatan (Sumsel)
Peningkatan kasus Covid-19 ini disampaikan sejumlah dokter dari Aceh, Jambi, Sumatera Selatan, dan Kepulauan Riau dalam diskusi secara virtual bersama Tim Mitigasi PB IDI, Rabu (28/7/2021).
Ketua Pelaksana Harian Tim Mitigasi PB IDI Mahesa Paranadipa mengatakan, data dari Tim Mitigasi IDI melaporkan ada 598 dokter yang gugur, setelah terinfeksi Covid-19 selama pandemi Covid-19 melanda Indonesia.
Baca juga: Mulai Hari Ini, Proses Pembelajaran Tatap Muka di Tebo Dilakukan Secara Daring
Baca juga: Cara Mengatasi Bruntusan dengan Masker Oatmeal
Dari jumlah tersebut, dokter umum paling banyak yang gugur selama pandemi yakni tercatat 319 orang dan 5 di antaranya guru merupakan besar.
Kemudian, ada 270 dokter spesialis dan 29 orang di antaranya merupakan guru besar
Ketua Satgas Covid-19 IDI untuk wilayah Jambi Nirwan Satria mengungkapkan, sejak 18 Juli 2021, kasus Covid-19 di Provinsi Jambi meningkat hingga 21 persen.
Kasus Covid-19 di Jambi, kata Nirwan, meningkat menjadi 442 kasus dalam sehari.
Padahal, rata-rata kasus Covid-19 hanya mencapai 100 kasus dalam sehari.
"Secara grafik pulau Jawa mulai landai, tetapi di luar pulau Jawa mulai naik, khusunya di Jambi, sampai tanggal 23 Juli ini kita ambil informasi juga peningkatannya itu provinsi Jambi dari 52 persen ke 75 persen, jadi naik ya sekitar 21 persen," kata Nirwan.
Nirwan menuturkan, peningkatan kasus Covid-19 di Jambi berdampak pada penuhnya tempat tidur di rumah sakit rujukan Covid-19 di Jambi yaitu RSUD Raden Mattaher.
Ia mengatakan, tingkat keterisian tempat tidur atau bed occupancy rate (BOR) di RSUD Raden Mattaher sekitar 90 persen untuk tempat tidur isolasi.
"Begitu juga ICU tekanan negatif 90 persen cuma satu yang kosong, ICU tanpa ventilator kosong juga satu artinya melihat kondisi ini RS Raden mattaher keterisiannya hampir penuh," ujarnya.
Baca juga: Link Download DJ TikTok, Video Nonstop Remix DJ Diamond In The Sky, DJ Baby Bumbum & DJ Gratatata
Sementara itu, Nirwan mengatakan, total dokter yang terpapar Covid-19 selama pandemi Covid-19 sebanyak 90 orang.
Saat ini, ada 48 dokter yang tengah menjalani isolasi mandiri, 7 orang dirawat di rumah sakit dan satu orang dirawat di ruang ICU.
"Selama pandemi kami kehilangan senior kami 3 orang," ucapnya.
Sementara itu, Ketua IDI Aceh, Safrizal Rahman mengatakan, tren kenaikan kasus Covid-19 di Aceh terjadi dua bulan lebih lambat dibandingkan daerah lain, khususnya Pulau Jawa.
"Ketika di Jawa dan daerah lain mulai berkurang, Aceh mengalami peningkatan yang luar biasa, itu seperti jadi tren yang terjadi juga saat ini, tentu saja di awali dari bulan April kemarin sama seperti daerah lain sempat terjadi lonjakan, tapi kemudian menurun," kata Safrizal.
Safrizal mengatakan, peningkatan kasus Covid-19 mulai terjadi di Aceh setelah Lebaran 2021.
Kasus harian Covid-19 di Aceh, lanjut dia, biasanya hanya sekitar 11 kasus. Namun, saat ini, kasus harian mulai meningkat menjadi 25 kasus hingga 226 kasus.
"Peningkatan ini artinya memang kondisi Covid-19 ini belum berhenti, bahkan ketika daerah lain Jawa-Bali sudah berkurang, maka di luar Jawa terutama di Sumatera terlihat ekskalasi yang meningkat," ujarnya.
Tak hanya Aceh, peningkatan kasus Covid-19 juga terjadi di Sumatera Selatan.
Hal ini menyebabkan tempat tidur di rumah sakit rujukan khususnya ruang ICU sudah penuh.
Baca juga: Virus Corona Varian Delta Plus Masuk Jambi, Terkonfirmasi 19.194 Kasus Positif Covid-19
Baca juga: Ikatan Cinta 29 Juli 2021: Kelakuan Catherine Dekati Nino Buat Elsa Berang
Sementara Sekretaris Dinkes Provinsi Sumatera Selatan, Trisnawarman mengungkapkan, saat ini, total BOR di rumah sakit rujukan Covid-19 di Sumatera Selatan sekitar 80 persen.
"BOR RS kita sekarang sudah hampir 80 persen di Sumsel ini. Tempat tidur ya untuk Covid-19 di Sumsel ini 80 persen totalnya, jadi sudah kita lihat suasana tempat tidur penuh, apalagi ICU-nya sudah penuh dan di daerah Palembang ini sudah 88 persen," kata Trisna.
Selain itu, kata dia, kasus Covid-19 di Sumsel fluktuatif karena pemeriksaan sampel spesimen kadang-kadang menumpuk, sehingga hasil pemeriksaan baru diketahui beberapa hari berikutnya.
"Pemeriksaan sampelnya kadang-kadang menumpuk, belum diperiksa, maka hasilnya di hari-hari berikutnya kasus akan lebih tinggi hasilnya," ujarnya.
Terkait oksigen, Trisna mengatakan ketersediaan oksigen masih aman. Namun, ia berharap distribusi obat-obatan lebih lancar terutama bagi pasien yang melaksanakan isolasi mandiri.
ketersediaan vaksin di Sumsel masih terbatas karena distribusi vaksin berikutnya belum datang.
"Karena kita kemarin per hari cukup tinggi di Sumsel, tapi karena vaksinnya belum datang-datang turun lagi (capaian vaksinasi)," tuturnya.
Terakhir, perwakilan IDI Wilayah Kepulauan Riau, Rusdani juga mengatakan terjadi lonjakan kasus di provinsi tersebut.
Ia mengatakan, dua rumah sakit rujukan Covid-19 di Batam sudah penuh untuk ruang ICU.
Sementara, di pulau-pulau terpencil rumah sakit tidak memiliki ruang ICU dan tenaga kesehatan pun terbatas.
"Obat juga banyak yang mengeluhkan, untuk isoman obat kosong di Puskesmas, beberapa bulan sudah mendapatkan obat antivirus, ada di apotek tapi terbatas," kata Rusdani.
Sumber: Kompas.com