Lahan Tidur di Tebo
Rencana Ini Muncul Setelah Pemkab Tebo Punya Ribuan Hektar Lahan Tidur Belum Digarap
Ribuan hektar lahan tidur di beberapa desa di Kabupaten Tebo hingga kini masih banyak belum digarap.
Penulis: HR Hendro Sandi | Editor: Teguh Suprayitno
Rencana Ini Muncul Setelah Pemkab Tebo Punya Ribuan Hektar Lahan Tidur Belum Digarap
TRIBUNJAMBI.COM, MUARATEBO - Usulan food estate di Kabupaten Tebo ditolak pemerintah pusat lantaran masih kekurangan lahan produktif.
Namun ternyata ada ribuan hektar lahan tidur di beberapa desa di Kabupaten Tebo yang sampai kini masih banyak belum digarap.
Padahal, lahan tersebut berpotensi untuk dijadikan lahan pertanian khususnya persawahan.
Dari data yang diperoleh Tribunjambi.com, terdapat 6.200 hektar lahan tidur di Tebo yang berada di Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B).
Sementara, di Tebo sudah ada 4.900 hektare yang sudah memiliki SK Agraria dan Tata Ruang/ Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN).
Kepala Dinas Tanaman Pangan Holtikultura dan Ketahanan Pangan (TPHKP) Tebo M Ziadi mengakui, ribuan lahan tidur itu memang belum difungsikan sebagai lahan pertanian.
Ziadi menyebut sebagian lahan itu berada di wilayah Sesa Maloko Intan, Kecamatan Tebo Ulu, dan Desa Triti Kecamatan Sumay dan lainnya.
"Langkah-langkahnya kami dari dinas terus berusaha mengajak para petani untuk membuka lahan itu untuk ditanam. Biar bermanfaat," ujarnya, Selasa (13/7/2021).
Namun, untuk membuka lahan tidur itu kata dia, ada beberapa kendala. Seperti area lahan yang memang sulit dijadikan persawahan, dan ada juga karena banyaknya ternak kebau.
"Seperti di Desa Triti itu banyak kerbau. Jadi petani sendiri takut terganggu. Tapi kepala desanya bersama dinas PU sedang berusaha membuat DAM nya dari dana desa," ungkapnya.
"Jadi nanti kalau sudah digarap, kami pihak dinas menyiapkan benihnya," katanya.(Tribunjambi/hendrosandi)
Baca juga: Risma Marah ASN Kemensos di Balai Disabilitas Bandung Tak Bisa Masak Telur: Kayak Priyayi Semua
Baca juga: 548 Pasien Covid-19 Meninggal Saat Isolasi Mandiri, LaporCovid-19 Sebut Jawa Barat Terbanyak