Kopassus

Intelijen Hebat RI Ini Ogah Dilatih Danjen Kopassus Pertama Indonesia saat Masuk Satuan Elite TNI AD

Cerita itu dimulai dari Agen intelijen tersohor Benny Moerdani tercatat pernah bergabung di pasukan elite Indonesia, Kopassus.

Editor: Andreas Eko Prasetyo
Kolase/Tribunjambi.com
Benny Moerdani pernah menolak dilatih Danjen Kopassu Pertama 

TRIBUNJAMBI.COM - Tidak banyak orang tahu, khususnya masyarakat Indonesia sendiri bahwa satuan elite TNI AD, Komando Pasukan Khusus (Kopassus) satu diantaranya dibentuk oleh orang Belanda

Komando Pasukan Khusus (Kopasus) sendiri merupakan satuan elit kepunyaan TNI AD.

Sejarah terbentuknya pasukan khusus ini juga tak banyak diketahui orang banyak.

Kisah Kopassus dalam perjalanannya sendiri hingga saat ini memang menarik untuk diperbincangkan.

Meski sudah terkenal keras dan fokus, sempat pula ada drama di awal terbentuknya pasukan baret merah tersebut.

Muhammad Idjon Janbi
Muhammad Idjon Janbi 

Cerita itu dimulai dari Agen intelijen tersohor Benny Moerdani tercatat pernah bergabung di pasukan elite Indonesia, Kopassus.

Saat berusia 21 tahun dan tergabung di pasukan berbaret merah, Benny Moerdani pun menentang karena tidak ingin dilatih oleh Idjon Djanbi.

Mochamad Idjon Djanbi merupakan komandan pertama Kopassus atau saat itu disebut Kesatuan Komando Angkatan Darat (KKAD).

Idjon Djanbi sendiri sebenarnya bukan orang asli Indonesia dan memiliki nama asli Rokus Bernadus Visser.

Ia juga kemudian berganti nama usai menjadi mualaf dan menikah dengan seorang perempuan sunda.

Idjon Djanbi sebenarnya merupakan bekas prajurit komando Belanda.

Maka dari itu para anggota pasukan Kopassus, termasuk Benny Moerdani yang tengah dilatih di Batujajar pada awal 1954, mencurigai Idjon Djanbi.

Mereka takut kalau Idjon Djanbi merupakan mata-mata asing.

Bahkan mereka juga memiliki sebutan khusus untuk komandan mereka sendiri.

Idjon Djanbi disebut dengan inisial MID, yakni Militaire Inlichtingen Dienst atau detasemen intelijen militer Belanda.

Benny Moerdani
Benny Moerdani 

Baca juga: Peti Emas Ditemukan Kopassus, Teriak Benny Moerdani Bikin Baret Merah Ciut: Tinggalkan atau Kau Mati

Baca juga: VIDEO: Misi Mustahil dari Soeharto, Benny Moerdani Ancam Anggotanya Bila Gagal, Kejelian Mossad

Baca juga: Soeharto Luncurkan Misi Super Rahasia Ini, Benny Moerdani Ancam Tak Akui Kewarganegaraan Bila Gagal

Benny Moerdani

Melansir dari buku Benny Moerdani yang Belum Terungkap (2018), Benny Moerdani pun mengawali karirnya dari Solo sebagai tentara pelajar.

Mulai Januari 1951, ia juga menempuh pendidikan di Pusat Pendidikan Perwira Angkatan Darat di Bandung.

Ia juga lulus sebagai perwira remaja pada April 1952.

Kemudian, Benny juga menjalani pendidikan Sekolah Pelatih Infanteri.

Di sekolah itu, Benny Moerdani pun dilatih keras sebagai calon instruktur pasukan komando di markas KKAD.

Benny digembleng oleh Idjon Djanbi selama enam bulan.

Kerasnya latihan itu membuat Benny dan kawan-kawan sering menggerutu di belakang sang komandan.

Sosok Idjon Djanbi pun digambarkan oleh Aloysius Sugiyanto, angakatan pertama yang juga dilatih oleh Idjon Djanbi.

Aloysius Sugiyanto mengatakan idjon Djanbi adalah komandan dengan disiplin tinggi.

Penolakan yang dilakukan oleh siswa terhadap Idjon Djanbi tidak mendapat tanggapan.

Ken Boy dalam bukunya, kopassus, mengatakan sejumlah pemimpin militer setuju melucuti kewenangan Djanbi, termasuk mengurangi porsi dalam melatih.

Namun, rencana tersebut tak dapat terlaksana karena belum ada calon yang kuat untuk menggantikan Djanbi.

Akhirnya, Mayor RE Djaelani dari Divisi Siliwangi diangkat sebagai wakil dari Idjon Djanbi.

Setelah melalui pelatihan keras, sebanyak 44 siswa dari 80 orang dinyatakan lulus, Benny salah satu di antaranya.

Meski dinyatakan lulus, bukan berarti penolakan mereka itu terhadap Idjon Djanbi telah padam.

Pada 25 Juli 1955, KKAD berganti nama menjadi Resimen Para Komando Angkatan Darat atau RPKAD.

Setahun kemudian, kekuatan RPKAD meningkat berkali lipat.

RPKAD itu menerima 126 siswa sebagai tambahan kekuatan.

Merasa kemampuannya bertambah, kader senior RPKAD itu mengusulkan agar komandan diganti menjadi pribumi.

Para petinggi militer di Jakarta setuju dengan usul tersebut.

Idjon Djanbi ditawari pula jabatan yang jauh dari pelatihan komando.

Ia tersinggung dan memilih untuk pensiun.

Akhirnya, Idjon Djanbi sendiri menjadi kepala perkebunan di sekitar Cianjur, Jawa Barat.

Mayor RE Djaelani yang sebelumnya menjabat sebagai wakil yang diangkat menjadi pengganti Idjon Djanbi.

(Tribunjambi.com)

Berita seputar Kopassus

Sumber: Tribun Jambi
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved