8 Peraturan Pelaksaan Sholat Idul Adha di Tengah Pandemi Covid-19 yang Dikeluarkan Kementrian Agama
Berikut 8 aturan terkait pelaksanaan Sholat Idul Adha dan Pelaksanaan Qurban di Masa Pandemi Covid-19 yang dikeluarkan Kementrian Agama
TRIBUNJAMBI.COM - Berikut 8 aturan terkait pelaksanaan Sholat Idul Adha 1442 hijriah/2021 dan Pelaksanaan Qurban di Masa Pandemi Covid-19 yang dikeluarkan Kementrian Agama.
Aturan terkait pelaksanaan Sholat Idul Adha tersebut untuk mengantisipasi penularan covid-19 di tengah melonjaknya kasus virus corona.
Berikut aturan yang diterbitkan Kementrian Agama sesuai Surat Edaran Menteri Agama Nomor 15 Tahun 2021 tentang Penerapan Protokol Kesehatan dalam Penyelenggaraan Shalat Idul Adha 1442 H/2021 dan Pelaksanaan Qurban di Masa Pandemi Covid-19.
1. Sholat Idul Adha dilaksanakan sesuai dengan rukun shalat serta penyampaian Khutbah Idul Adha secara singkat, paling lama 15 menit.
2. jumlah jemaah Sholat Idul Adha paling banyak 50 persen dari kapasitas tempat untuk menjaga jarak antarshaf dan antar-jemaah.
3. Panitia Sholat Idul Adha diwajibkan menggunakan alat pengecek suhu tubuh dalam rangka memastikan kondisi sehat jemaah yang hadir.
4. Bagi lanjut usia atau orang dalam kondisi kurang sehat, baru sembuh dari sakit atau dari perjalanan, dilarang mengikuti Sholat Idul Adha di lapangan terbuka atau masjid/mushala.
5. Seluruh jemaah agar tetap memakai masker dan menjaga jarak selama pelaksanaan Sholat Idul Adha sampai selesai.
6. Setiap anggota jemaah Sholat Idul Adha agar membawa perlengkapan shalat masing-masing, seperti sajadah, mukena, dan lain-lain.
7. Khatib diharuskan menggunakan masker dan faceshield pada saat menyampaikan khotbah Sholat Idul Adha
Kedelapan, seusai pelaksanaan Sholat Idul Adha , jemaah kembali ke rumah masing-masing dengan tertib dan menghindari berjabat tangan dengan bersentuhan secara fisik.
Antisipasi Penyebaran Covid-19
Pelaksanaan salat Idul Adha secara berjemaah di daerah zona merah dan oranye ditiadakan.
"Sholat Idul Adha 10 Zulhijjah 1442 H/2021 M di lapangan terbuka atau di masjid/mushala pada daerah zona merah dan oranye ditiadakan," demikian bunyi ketentuan pada SE sebagaimana dikutip dari siaran pers Kemenag, Rabu (23/6/2021).
Menurut Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas, SE ini diterbitkan untuk memberikan rasa aman kepada umat Islam di tengah pandemi Covid-19 yang belum terkendali dan munculnya varian baru.