KRONOLOGI 6 Oknum Anggota TNI AL Siksa Toni Manalu Pemilik Cucian Mobil Hingga Tewas di Wisma Atlet
Kronologi tewasnya pengusaha cucian mobil Toni Manalu ini berawal dari laporan Rasta kepada seorang prajurit TNI AL
"Anak saya pengusaha, dia bukan pencuri. Masih bisa dapat Rp 1 juta sampai sampai Rp 2 juta tiap hari dari usahanya itu," ugnkapnya.
Dia juga mengaku kecewa kepada petugas dari Puspom TNI AL, sebab tidak mengikutsertakan dirinya saat evakuasi anaknya.
"Saya kecewa. setelah mengetahui anak saya meninggal, ssaya meminta agar keluarga diikutsertakan bila mengevakuasi mayat dari tempatnya dibuang," ungkapnya.
Dia menyebut ada dari Puspom TNI AL saat bertemu di Polres purwakarta yang megnatakan, saat evakusi, keluarga akan kita komunikasikan.
"Hari Rabu Jam 08.00 saya ditanya, apakah bersedia anaknya autopsi. Saya bilang bersedia. Ditanya lagi apakah mau ikut evakuasi, saya jawab oh sangat," ungkapnya.
Dia menunggu, namun ternyata tidak ada realisasi, sehingga dia hubungi kembali nomor telepon itu.
"Jawabannya kepada saya bahwa masih simpang siur, ada di Jonggol ada yang bilang di Cianjur. Lalu jam 13.00 Personel Puspom AL datang ke tempat saya mengatakan anak saya sudah di RSCM. Saya merasa telah dibodohi," ungkapnya.
Kondisi Toni Manalu
Jhoni mengatakan, berdasarkan hasil autopsi, kondisi jenazah Toni Manalu sangat memprihatinkan akibat penyiksaan yang dialami.
"Pihak rumah sakit melihat, badan anak saya semua hancur," kata Jhoni, yang dikutip Tribun Jambi dari tayangan program Saksi Kunci Kompas TV.
Dia menyebut dada dan punggung anaknya juga penuh luka, yang diduga akibat dianiaya oleh enam orang oknum anggota TNI AL itu.
"Giginya habis dirontokkan. Tangan kanannya sepertinya patah, tapi saya tidak bisa menyimpulkan patah. Lehernya sepertinya patah juga," terang Jhoni Manalu.
Dia mengatakan, sepengetahuannya Toni Manalu, yang memiliki nama lengkap Bungka Patiar San Francisco Manalu tidak memiliki masalah.
"Yang punya masalah adalah orang orang lain," ungkap Jhoni.
Sikap TNI AL