Banyak Korbannya di India, Anak Muda Harus Waspadai Virus Corona Varian Delta, Lebih Rentan?

Pejabat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Soumya Swaminathan mengatakan, varian delta dapat menjadi varian yang dominan secara global.

Editor: Teguh Suprayitno
PARANJPE / AFP
Petugas medis kewalahan hadapi kasus virus corona di India. 

Banyak Korbannya di India, Anak Muda Harus Waspadai Virus Corona Varian Delta, Lebih Rentan?

TRIBUNJAMBI.COM - Virus Corona varian delta sedang mengganas di Indonesia. Anak muda harus waspada.

Pejabat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Soumya Swaminathan mengatakan, varian delta dapat menjadi varian yang dominan secara global.

Varian delta yang pertama kali teridentifikasi di India dapat mendominasi infeksi Covid-19 global karena peningkatan transmisibilitasnya.

"Varian Delta sedang dalam perjalanan untuk menjadi varian dominan secara global karena peningkatan transmisibilitasnya," kata Swaminathan saat konferensi pers yang digelar pada Jumat (18/6/2021), dikutip dari Channel News Asia.

Pejabat kesehatan masyarakat Jerman memperkirakan varian itu akan dengan cepat menjadi varian dominan di negaranya meskipun tingkat vaksinasi sudah ditingkatkan.

Sementara Inggris juga telah melaporkan peningkatan tajam infeksi Covid-19 dari varian delta.

Baca juga: Jakarta Lagi Tak Aman, Anies Baswedan Minta Warga Tak Keluar Rumah Saat Akhir Pekan

Baca juga: Pengakuan Rektor Unipar Usai Kasus Pelecehan Dosen Heboh: Saya Mau Cium, Dia Mengelak

Di Moskow, Rusia, pemerintah menyalahkan lonjakan infeksi Covid-19 di wilayahnya pada keengganan masyarakat untuk melakukan vaksinasi.

Diketahui, telah terjadi rekor baru tambahan infeksi harian di Moskow, yang mana sebagian besar diidentifikasi merupakan varian delta.

Lonjakan tersebut telah menimbulkan ketakutan Moskow akan gelombang ketiga pandemi.

Lebih lanjut, pada kesempatan yang sama, Swaminathan menyuarakan kekecewaanya atas kegagalan kandidat vaksin Covid-19 CureVac dalam uji coba untuk memenuhi standar keefektifan WHO.

Kekecewaan tersebut khususnya karena adanya varian delta yang sangat mudah menular meningkatkan kebutuhan akan vaksin baru yang efektif.

Anggota keluarga meletakkan bunga di atas jenazah Rajendra Prasad Mishra (62) yang meninggal karena Covid-19 sebelum dikremasi di Sungai Gangga, Prayagraj, India, 8 Mei 2021.
Anggota keluarga meletakkan bunga di atas jenazah Rajendra Prasad Mishra (62) yang meninggal karena Covid-19 sebelum dikremasi di Sungai Gangga, Prayagraj, India, 8 Mei 2021. (AP PHOTO/Rajesh Kumar Singh)

Perusahaan Jerman melaporkan vaksin CureVac terbukti hanya 47 persen efektif dalam mencegah penyakit, jauh dari patokan 50 persen WHO.

Perusahaan mengatakan telah mendokumentasikan setidaknya 13 varian yang beredar dalam populasi penelitiannya.

Mengingat bahwa vaksin mRNA serupa dari Pfizer-BioNTech dan Moderna mencatat tingkat kemanjuran yang mencapai 90 persen, Swaminathan mengatakan, dunia telah mengharapkan lebih banyak dari kandidat CureVac.

Baca juga: Toni Manalu Diculik Lalu Dianiaya 6 Anggota TNI AL hingga Tewas, Gara-gara Urusan Mobil Calon Mertua

Halaman
123
Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved