Kim Jong Un Tantang Amerika Perang, Tak Peduli Rakyatnya Lagi Kelaparan
Pemimpin Korea Utara menantang Amerika perang, tak peduli dengan kondisi rakyatnya yang tengah dilanda kelaparan.
TRIBUNJAMBI.COM - Meski Presiden Amerika Serikat Joe Biden tak menunjukkan tanda-tanda akan melakukan penyerangan ke Korea Utara, tetapi Kim Jong Un justru menginginkan perang dengan Amerika.
Pemimpin Korea Utara itu seperti tak peduli dengan kondisi rakyatnya yang tengah dilanda kelaparan.
”Kalau AS mau diajak berdialog, silakan. Tetapi, saat ini kita mengutamakan konfrontasi (perang) karena program nasional Korea Utara adalah memperkuat persenjataan nuklir kita.
Justru, kebijakan politik AS-lah yang agresif terhadap Korea Utara,” kata Kim Jong Un dalam pleno hari ketiga Komite Sentral Partai Komunis Korea Utara, seperti dilansir dari kantor berita nasional Korea Utara, KCNA, Kamis (17/6/2021).
Kim Jong Un juga menandatangani "perintah khusus" untuk memberikan kontribusi untuk menstabilkan kehidupan masyarakat.
Baca juga: AS Manfaatkan Korea Selatan untuk Lawan Korea Utara dan China, Negara Tetangga Khawatir Ini Terjadi
Baca juga: Rencana Besar Amerika Hancurkan China Bocor, Padahal Sudah Siapkan Senjata Nuklir
Katanya, tujuan utama dari rapat paripurna adalah untuk mengambil langkah-langkah untuk segera menyelesaikan hal-hal mendesak yang paling memprihatinkan rakyat.
Pertemuan tersebut mengadopsi resolusi untuk memenuhi tanpa syarat rencana produksi pangan untuk tahun ini dan mendesak partai, militer dan semua orang untuk berkonsentrasi pada pertanian, kata KCNA.
KCNA mengatakan bahwa pertemuan akan berlanjut tanpa menyebutkan kapan akan berakhir.

Sebelumnya dalam pleno hari pertama Komite Sentral Partai Komunis Korea Utara, Kim Jong Un secara terbuka mengakui Korea Utara mengalami "serangkaian bencana” yang menciptakan ancaman bagi rakyat.
"Situasi pangan untuk rakyat semakin menegangkan, ketika sektor pertanian gagal memenuhi kuota produksi beras dan gandum akibat kerusakan yang dipicu bencana topan tahun lalu,” katanya seperti dilansir kantor berita KCNA.
Banjir yang diakibatkan topan pada musim panas tahun lalu merusak ribuan rumah dan jutaan hektar lahan pertanian. Pemerintah Kim Jong Un membangun ulang desa-desa yang rusak dalam tempo singkat.
Tapi kerusakan pada sektor pertanian bersifat jangka panjang.
Kim Jong Un mendorong aparat negara mengambil langkah-langkah kongkrit untuk memitigasi dampak cuaca ekstrem.
Menurutnya, menjamin ketersediaan bahan pangan adalah "prioritas utama.”
Perkembangan teranyar di Korea Utara mengingatkan pada bencana kelaparan antara 1994 dan 1998, di mana hingga 3,5 juta penduduk meninggal dunia.
Baca juga: Di Indonesia Mau Dihentikan, Terawan Malah Gandeng Amerika Kembangkan Vaksin Nusantara