Lebih Mudah Menyerang Anak-anak, Gejala Virus Varian Baru Delta, Sakit Perut hingga Nyeri Sendi

Varian baru ini disebut lebih cepat menular dibanding varian lainnya. Terlebih lagi varian ini sudah ditemukan di Indonesia.

Editor: Leonardus Yoga Wijanarko
Hendro sandi
Ilustrasi. Virus corona 

Dalam kebanyakan kasus, pasien yang terinfeksi virus ini juga membutuhkan perawatan medis di rumah sakit, bahkan memerlukan bantuan oksigen dan menderita komplikasi lain.

Dokter penyakit menular di Apollo Hospital India, Abdul Ghafur, mengatakan, prevalensi gangguan pencernaan sebagai gejala yang ditimbulkan oleh infeksi varian Delta lebih besar daripada gejala serupa yang disebabkan oleh strain virus aslinya.

Akan tetapi, menurutnya, masih dibutuhkan lebih banyak penelitian klinis untuk memastikan hal ini.

Dilansir dari The Guardian (14/6/2021), para peneliti mengungkapkan, gejala umum virus Covid-19 varian Delta antara lain, sakit kepala, sakit tenggorokan, pilek dan demam.

Menurut seorang profesor epidemiologi genetik di King's College London, Tim Spector, dari data yang berhasil dikumpulkan, gejala akibat varian Delta terasa seperti "flu yang berat".

"Covid sekarang berbeda, dia lebih menyerupai flu yang parah. Orang-orang mungkin berpikir hanya mengalami flu musiman dan mereka tetap pergi ke pesta, kami pikir ini masalah," kata Spector.

Pada awal Mei lalu, Spector melihat data dari gejala yang paling banyak dilaporkan penderita Covid-19.

Hasilnya, gejala saat ini berbeda dari yang banyak dikeluhkan para penderita sebelumnya.

Padahal, gejala Covid-19 secara umum adalah demam, batuk, dan anosmia atau kehilangan kemampuan membau dan indra perasa.

Menurut Spector, batuk tampaknya menjadi gejala paling umum kelima, sedangkan hilangnya penciuman tidak masuk 10 besar gejala.

Dari sekian banyak varian baru hasil mutasi virus SARS-CoV-2, varian Delta disebut paling mudah menular.

Varian Delta atau dikenal juga dengan virus corona B.1.617.2 pertama kali ditemukan di India pada Oktober 2020.

Dilansir dari nymag.com, penelitian terbaru mengungkapkan bahwa ini adalah varian paling menular yang memicu gelombang pandemi di berbagai negara.

Para ilmuwan dari India menyebutkan, varian Delta disebut 50 persen lebih menular daripada varian Alpha atau varian pertama virus corona.

Itulah sebabnya para ilmuwan percaya itu menjadi varian dominan secara global.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved